Sentuh Angka 0,52 Persen, Inflasi Ramadan 2024 Lebih Tinggi dari Tahun Lalu

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jumat (15/3). Foto: Dok. Plt. Kepala BPS
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jumat (15/3). Foto: Dok. Plt. Kepala BPS

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Ramadan tahun ini yang jatuh pada Maret 2024 capai 0,52 persen, dan lebih tinggi dibandingkan periode Ramadan tahun sebelumnya.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti melaporkan angka inflasi Ramadan 2024 ini, juga lebih tinggi dari bulan sebelumnya, Februari 2024.

"Inflasi maret 2024 tentunya bertepatan dengan momen Ramadan dan mengalami peningkatan dibandingkan Februari 2024, adapun jika kita bandingkan dengan periode sebelumnya, inflasi pada Ramadan tahun ini relatif lebih tinggi yaitu 0,52 persen," kata Amalia dalam konferensi di Jakarta pada Senin (¼).

Dalam paparan Amalia, periode Ramadan tahun lalu yang terjadi pada Maret 2023, mencatatkan inflasi sebesar 0,18 persen.

Kendati lebih tinggi dibandingkan dengan Ramadan tahun lalu, Amalia mengatakan kenaikan inflasi Ramadan tahun ini relatif lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada periode Ramadan tahun 2022 pada April yang capai 0,95 persen.

"Tapi kalau di Tahun 2022 inflasi pada bulan Ramadan 2022 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada bulan Ramadan tahun ini," jelas Amalia.

Lebih lanjut Amalia menjelaskan, komoditas yang menyebabkan kenaikan inflasi pada periode Ramadan tahun ini didominasi oleh komoditas pangan bergejolak.

"Komoditas penyebab inflasi maret 2024 didominasi oleh komoditas pangan bergejolak, antara lain telur ayam ras, daging ayam ras, beras, cabai rawit dan bawang putih," jelas Amalia.

Meski demikian, ada beberapa komoditas yang mengalami deflasi pada periode Ramadan tahun ini, meliputi merah, tomat dan tarif angkutan udara.

Dalam data yang dipaparkan Amalia, tarif angkutan udara menyebabkan deflasi pada Maret atau periode Ramadan tahun ini sebesar minus 0,01 persen, tomat 0,02 persen, dan cabai merah juga 0,02 persen.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url