Jul 30th 2025, 22:04 by Mirza Azkia Muhammad Adiba
Sumber: Gmbar AI Chat GpT
Format media dalam paradigma komunikasi tidak sebatas sebagai tampilan yang dipandang atau bentuknya semata. Format-format ini mempunyai urgensi ketika pesan akan disusun, disebarkan, dan kemudian dipahami khalayak.
Sebagai contoh, media cetak yang berfokus pada struktur tulisan mudah dipahami, tersusun, dan faktual. Pada media digital atau media sosial, cara yang digunakan yaitu penekanan pada visual, interaktif, dan kemudahannya. Dengan kondisi ini, format yang ada tidak sebatas hanya isi pesannya saja, melainkan membentuk cara khalayak dalam memaknai sebuah pesan.
Menariknya, ketika terdapat transformasi format, maka pola komunikasi juga akan mengalami perubahan. Ketika pesan disampaikan melalui media radio, akan mengalami perubahan, jika itu dibawakan lewat video pada platform digital. Karena dengan menentukan format, pasti nada komunikasi, cara penyampaiannya, hingga emosi yang ditampilkan akan ditentukan.
Melihat situasi ini, sangat perlu untuk memahami format media ini. Tidak hanya untuk orang yang bekerja pada bidang komunikasi saja, tetapi juga khalayak untuk mengasah nalar kritis, yang nantinya digunakan ketika menerima dan memaknai pesan dari beragam format media.
Media sudah melintasi berbagai zaman dengan situasi dan karakteristik khalayaknya. Tentunya, media juga melalui berbagai formatnya dengan memperlihatkan cara berpikir, melakukan interaksi dan membentuk makna di kalangan khalayak.
Misalkan saja, kemunculan koran menjadi parameter wacana intelektual dan perlawanan politik, melalui tulisan yang panjang dan opini tajam yang mendominasi ruang komunikasi pada fase ini.
Kemudian era televisi muncul dan menyebabkan terjadinya perubahan dalam gaya komunikasi. Pada era ini, cara komunikasi mulai populer, menghibur, dan mengkombinasikan narasi audio visual.
Ilustrasi menonton televisi. Foto: Dok. Freepik
Perubahan format media tidak hanya disebabkan karena teknologi, tetapi juga karena adanya dinamika dalam kondisi sosial, gaya hidup di era tersebut, dan bagaimana masyarakat memberikan respons terhadap informasi.
Memasuki era digital dan media sosial, komunikasi jauh lebih cepat, reaktif, masif, personal, dan partisipatif. Budaya instan dan visual interaksi dua arah ini disebabkan karena adanya format media melalui video pendek, infografis, dan caption.
Kondisi ini memperlihatkan bahwa media saat ini posisinya tidak hanya sebatas sebagai saluran informasi saja, tetapi juga merupakan wajah dari identitas budaya, sehingga ketika memahami format media, secara tidak langsung dinamika komunikasi masing-masing zaman juga dipelajari.
Format media memiliki pengaruh signifikan pada masyarakat modern terhadap gaya dan cara komunikasi. Misalkan saja, lewat majalah dan koran, lewat penggunaan bahasa cenderung formal, dan liputan mendalam.
Sedangkan media online lewat portal berita, blog, dan Youtube, gayanya cenderung santai, cepat, mudah dipahami, dan komunikatif, sehingga komunikasi yang terbentuk di masyarakat berbentuk dinamis, di mana pesan lebih cepat diterima dalam waktu singkat. Kondisi ini berpotensi mengakibatkan keterasingan di derasnya arus informasi, jika tidak mampu mengimbangi.
Pada media sosial, komunikasi berkembang melalui kelebihannya dalam mengkombinasikan gambar, video, audio, hingga aplikasi berbagi pesan. Kini, pengguna juga dapat membagikan emoji yang menjadi bagian terpenting ketika memberikan makna. Reaksi melalui jempol, like, hingga memberikan komentar merupakan bentuk komunikasi baru yang belum ada pada fase sebelumnya.
Kondisi ini memperlihatkan, jika format tidak semata-mata tentang tampilan saja, tetapi juga harus mampu membentuk sebuah sistem komunikasi yang responsif.
Saat ini, penting sekali untuk memahami berbagai bentuk komunikasi massa, terlebih di era digital seperti sekarang. Komunikasi sekarang tidak lagi bersifat satu arah, tetapi sudah berjalan dengan dinamis, berubah dengan cepat, dan sifatnya pribadi. Kemampuan beradaptasi dalam menyampaikan pesan terhadap format media merupakan salah satu kecerdasan berkomunikasi di era digital.
Setiap platform memiliki karakteristik dan keunikan yang berbeda, sehingga pendekatannya juga harus adaptif. Khalayak, wartawan, praktisi humas atau konten kreator, harus tahu bagaimana menyampaikan informasi secara efektif melalui berbagai platform.
