Pasangan artis Dinda Hauw dan Rey Mbayang saat ditemui dikawasan Tendean, Jakarta, Kamis, (10/9/2020). Foto: Ronny
Rey Mbayang dan Dinda Hauw kembali dipertemukan dalam sebuah proyek film. Kali ini pasangan suami istri tersebut dilibatkan dalam film bergenre horor berjudul Ritual Gaib.
Proyek film tersebut menjadi kali pertama keduanya terlibat untuk genre horor. Dinda Hauw sendiri mengaku sangat antusias dan penasaran dengan proses penggarapan film horor.
"Aku sebenarnya memang selama ini kan kebanyakan drama, terus eh ya film-film tentang keluarga lah. Memang pengin, pengin tahu aja sih rasanya bermain di film horor tuh seperti apa," ujar Dinda Hauw di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Rey Mbayang dan Dinda Hauw dalam konferensi pers film Ritual Gaib, Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (28/10/2025). Foto: Giovanni/kumparan
Setelah dijalani, Dinda mengaku lebih lelah saat menjalani syuting untuk genre horor. Apalagi proses syuting kerap berlangsung hingga pagi hari.
"Jadi kayak, oh, ternyata gini, ya, gitu syuting film horor. Lumayan capek tapi seru banget gitu," tutur Dinda.
"Apalagi pas aku melihat sedikit trailer-nya gitu, kemarin pas lagi, eh, dubbing itu tuh kayak, wah bagus, ya, gitu," tukasnya.
Hal senada juga disampaikan suami Dinda, Rey Mbayang. Rey bahkan mengaku antusias saat dipasangkan dengan sang istri di film terbarunya itu.
"Pas lagi syuting itu berdua, seru banget karena lagi-lagi, eh, ketika kita dapat karakter, kan ini teman terdekat saya untuk berdiskusi nih tentang karakternya," kata Rey.
Pasangan artis Dinda Hauw dan Rey Mbayang saat ditemui dikawasan Tendean, Jakarta, Kamis, (10/9/2020). Foto: Ronny
"Baiknya seperti apa, apalagi kita sudah disatukan di film, jadi sangat membantu banget," tambahnya.
Sama seperti Dinda, Rey juga mengaku ketagihan menjalani syuting untuk film horor. Dia berharap bisa mendapat tawaran berperan di genre horor lagi.
"Harapannya, sih, semoga ada film-film horor berikutnya ya," tukasnya.
Ritual Gaib merupakan kolaborasi antara Anak Negeri Films (Indonesia) dan Kraken Entertainment (Australia). Intellectual Property (IP) horor Indonesia tersebut, rencananya akan dibawa ke pasar film paling prestisius di dunia, American Film Market (AFM) di Los Angeles, Amerika Serikat.