Ilustrasi tas bahu. Foto: BidaOleksandr/Shutterstock
Saat ini poros model tas untuk perempuan sedang bertumpu pada jenis single-strap shoulder bag (tas bahu). Selain berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan barang saat bepergian, tas ini dinilai sebagai penambah unsur stylish pada penampilan.
Namun ternyata item fesyen ini menjadi bagian dari "beauty is pain". Sebab, ada risiko kesehatan yang tersembunyi di balik keelokan modisnya apabila tidak dipakai secara benar. Mungkin kamu tidak merasakannya dalam waktu dekat. Akan tetapi, lambat laun, akan ada yang berubah pada tubuhmu, apalagi jika membawa beban yang berat.
Salah satunya adalah kemungkinan perubahan postur tubuh seperti yang dikatakan oleh Dr. dr Moh. Adib Khumaidi, SpOT, dokter spesialis ortopedi & Traumatologi. "Membawa tas berat, khususnya tas bahu, secara signifikan dapat mempengaruhi anatomi postur tubuh. Terutama pada tulang yang masih fase pertumbuhan," ungkapnya.
Simak lebih lanjut perbincangan kumparanWOMAN bersama dr. Adib dalam artikel berikut ini, Ladies.
Risiko kesehatan jangka panjang dari tas bahu atau shoulder bag
Ilustrasi tas bahu. Foto: mentatdgt/Shutterstock
Meski memberikan tampilan yang edgy, kamu juga perlu memperhatikan sisi kesehatan, Ladies. Berikut beberapa risiko jangka panjang dari penggunaan tas bahu, terutama jika sering membawa beban berat, menurut penjelasan dr. Adib:
1. Gangguan postur tubuh permanen
Kamu mungkin sudah sering mendengar bahwa tas bahu bisa menyebabkan skoliosis. Nyatanya, hal ini bukan sekadar omongan belaka, melainkan fakta medis yang perlu diwaspadai.
Penggunaan tas bahu dalam jangka panjang dapat mengakibatkan perubahan postur tubuh secara perlahan. Jika dibiarkan terus-menerus, dampaknya bisa fatal.
"Perubahan postur kompensasi yang terus-menerus dapat menyebabkan deformitas struktural, seperti skoliosis struktural atau kyphosis, yaitu kelekungan tulang belakang yang sulit untuk dikoreksi," ungkap dr.Adib.
2. Nyeri kronis pada bahu, leher, dan punggung
Selain mengubah postur, kebiasaan membawa tas bahu juga bisa menimbulkan nyeri pada area bahu, leher, dan punggung. Hal ini disebabkan oleh beban yang tidak seimbang antara sisi kanan dan kiri tubuh. Nyeri kronis ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari bahkan menurunkan produktivitas karena tubuh mudah merasa lelah.
3. Degenerasi dini pada tulang belakang
Tulang belakang juga ikut terdampak dari penggunaan tas bahu ini. "Beban asimetris yang konsisten mempercepat proses degeneratif pada tulang belakang," ungkapnya.
Jika hal ini dibiarkan terus menerus, akan timbul risiko baru hernia nukleus pulposus (HNP), yang bisa disebut sebagai saraf kejepit. Tentunya hal ini tidak memandang usia. Baik muda ataupun tua bisa terdampak oleh masalah kesehatan satu ini.
Apa penyebab dari timbulnya risiko kesehatan tersebut?
Risiko tersebut bukan datang tanpa alasan. Namun, menurut dr. Adib, hal ini terjadi karena adanya asimetris beban yang tidak seimbang. "Tas bahu menciptakan beban yang tidak simetris. Untuk mengimbangi beban di satu sisi tubuh, tubuh secara tidak sadar akan mengadopsi posisi kompensasi," ujarnya.
Saat digunakan, tubuh akan menyesuaikan diri secara otomatis. Bahu di sisi yang membawa tas akan terangkat lebih tinggi agar tali tidak melorot, sedangkan bahu di sisi berlawanan cenderung tampak lebih rendah. Selain itu, panggul juga bisa miring ke atas pada sisi berlawanan untuk membantu menjaga stabilitas tubuh.
Jika pola ini terus terjadi dalam jangka panjang, maka dapat memicu berbagai risiko kesehatan seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Tips memakai tas bahu atau shoulder bag
Ilustrasi tas bahu. Foto: Superlime/Shutterstock
Walaupun ada risikonya, bukan berarti kamu tidak boleh memakai tas bahu. Ada beberapa tips dari dr. Adib yang bisa kamu ikuti, Ladies:
1. Pilih tali tas yang lebar dan empuk
Dr. Adib menyarankan untuk memilih tas dengan tali yang empuk dan cukup lebar. Hal ini membantu mengurangi tekanan pada bahu sehingga tidak mudah terasa sakit saat dipakai.
2. Gunakan tas secara bergantian
Jangan biasakan hanya menggantungkan tas di satu sisi saja. Pindahkan posisi tas secara bergantian, kanan dan kiri, setiap 15–30 menit sekali agar beban lebih seimbang.
3. Atur isi tas dengan bijak
Sebagai perempuan, pastinya banyak barang yang ingin dibawa saat bepergian. Namun, dr. Adib menyarankan untuk lebih selektif memilih isi tas. Bawa hanya yang benar-benar diperlukan agar beban tidak terlalu berat.
4. Lakukan olahraga ringan
Terakhir, kamu dianjurkan untuk rutin melakukan olahraga ringan yang bisa membantu memperkuat otot bahu dan punggung, misalnya berenang, plank, atau latihan angkat beban ringan. Otot yang kuat akan lebih mampu menopang beban tas dengan baik.