Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa bersiap mengikuti Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/10/2025). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengakui sistem perpajakan Coretax milik Direktorat Jenderal Pajak (DJP) masih menghadapi sejumlah persoalan teknis, meski perbaikan terus dilakukan. Ia menargetkan seluruh pembenahan dapat rampung sepenuhnya pada awal tahun depan.
"Saya yakin nanti begitu dikasih ke kita, Januari-Februari udah selesai itu, Januari [2026] udah selesai harusnya," ucap Purbaya di kantornya, Jumat (24/10).
Purbaya menjelaskan, sistem Coretax terdiri atas beberapa lapisan yang sedang diperbaiki secara bertahap. Untuk bagian perangkat lunak yang dapat dikendalikan langsung oleh tenaga ahli Indonesia, sebagian besar sudah diperbaiki.
Namun, katanya ada beberapa bagian yang masih dikerjakan oleh pihak LG, penyedia sistem dari luar negeri, yang baru akan menyerahkan akses penuh pada Desember 2025.
"Cuma ternyata masih ada bagian-bagian yang terikat kontrak dengan pihak LG, di mana kita belum dikasih akses ke sana, karena mereka masih mengerjakan itu. Itu baru Desember baru dikasih ke kita ya," ujarnya.
Purbaya menuturkan, beberapa lapisan sistem yang disebut upper layer kini sudah menunjukkan perbaikan signifikan. Masalah-masalah seperti sering time out, gagal login, atau terhentinya proses kerja akibat gangguan koneksi, sebagian besar disebabkan oleh jalur internet Telkom yang bermasalah. Untuk mengatasinya, trafik sementara dialihkan melalui jaringan Lintasarta.
"Jika pengguna mendapatkan jalur via Telkom, mostly time out berdasarkan hasil trace-nya. Status fix, Telkom di-take out, sementara trafik diteruskan via Lintasarta," katanya.
Sementara pada lapisan middle layer, beberapa kendala seperti halaman akses yang lambat, terblokir keamanan, dan munculnya error 404 disebabkan oleh sistem session dan cookie management yang berantakan, serta ketiadaan content accelerator seperti CDN (content delivery network).
"Security yang terlalu overkill, policyn-ya dan bukan berkaitan pada inti proteksi aplikasi," ujar Purbaya.
Ilustrasi Coretax. Foto: M.Gunsyah/Shutterstock
Untuk lapisan pemrograman (programming layer), Purbaya menyebut masih terdapat sejumlah error message yang muncul meskipun proses sebenarnya sedang berjalan di latar belakang.
Dia mengatakan hal itu akibat logika pemrograman yang belum optimal, dan perbaikannya masih harus menunggu LG yang memiliki kendali teknis hingga kontrak berakhir.
Meski masih banyak pekerjaan rumah, Purbaya membeberkan ada kemajuan pada aspek keamanan siber. Ia menyebut skor keamanan Coretax kini melonjak dari sebelumnya 30 menjadi 95 poin.
Dia juga mengungkapkan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melibatkan sejumlah hacker asal Indonesia untuk menguji ketahanan sistem.
"Kita juga udah panggil hacker kita, yang jago-jago orang Indonesia ya, bukan orang asing. Anda jangan kira loh, orang Indonesia tuh hackernya jago-jago banget, di dunia juga ditakutin rupanya," katanya.
Purbaya memastikan perbaikan takkan menambah beban anggaran negara. Ia menyebut seluruh pembenahan dilakukan menggunakan sumber daya internal tanpa tambahan dana di luar pos yang sudah ada.
"Jadi tentang biaya Coretax tadi, nggak ada penambahan biaya, paling nambah biaya bayar gaji staf," ujarnya.