Ilustrasi ibu dan anak bersedih. Foto: 9nong/Shutterstock
Moms, pernahkah Anda berniat bercanda dengan anak, tapi ujungnya malah membuat anak marah dan menangis? Ternyata ini ada alasannya, dan bukan karena anak baperan lho!
Menurut Psikolog Klinis Anak, Dhisty Azlia Firnady, M.Psi, Psikolog, wajar jika anak merasa kesal saat orang tua menggodanya. Karena mereka belum sepenuhnya bisa membedakan mana yang benar-benar bercanda dan mana yang terasa seperti disakiti. Sebab anak belum selalu bisa memahami konteks humor orang dewasa, Moms.
"Walaupun niatnya bercanda, mereka bisa saja merasa sedang dipermalukan atau tidak dipahami, terutama kalau candaannya menyentuh hal yang sensitif seperti penampilan, kemampuan, perilaku, atau mainan mereka," ungkapnya kepada kumparanMOM, Selasa (29/10).
Artinya, bagi anak, candaan bisa terasa seperti bentuk ejekan atau bahkan bullying.
Kaitannya dengan Tahap Perkembangan Emosi
Ilustrasi anak bercanda Foto: Thinkstock
Menurut Dhisty, ini berkaitan erat dengan tahap perkembangan anak.
"Pada periode ini anak sedang belajar mengenal dan mengelola perasaan, termasuk hal-hal yang membuatnya tidak nyaman atau malu," jelasnya.
Karena kemampuan regulasi emosi anak masih berkembang, mereka mungkin mengekspresikan rasa tidak nyaman dengan cara marah, menangis, atau diam. Itu adalah bentuk komunikasi mereka saat merasa tersakiti. Sayangnya, candaan yang dilakukan berulang kali tanpa memahami batas kenyamanan anak, bisa berdampak negatif dalam jangka panjang.
"Anak bisa merasa emosinya tidak diterima, tidak dicintai apa adanya, takut salah, bahkan kehilangan kepercayaan diri," kata Dhisty.
Sebagian anak juga bisa menjadi lebih agresif sebagai bentuk pertahanan diri.
Tanda Candaan Masih Aman atau Sudah Berlebihan
Orang tua bisa melihat dari reaksi anak. Jika anak ikut tertawa, menimpali, atau membalas candaan, kemungkinan besar ia menikmati candaan tersebut. Namun, jika ia marah atau menangis sebaiknya tidak dilanjutkan ya, Moms.
Hal-hal yang tidak boleh dijadikan bahan candaan, antara lain:
1. Fisik atau penampilan anak
2. Kemampuan atau prestasi
3. Kesalahan anak
4. Karya anak
5. Topik berbau seksual
Kalau Anak Sudah Terlanjur Marah, Apa yang Harus Dilakukan?
Ilustrasi anak memeluk ibu dan ayah. Foto: Tom Wang/Shutterstock
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah validasi perasaan anak.
"Akui dulu bahwa ia merasa tidak nyaman. Lalu minta maaf dan jelaskan bahwa orang tua tidak bermaksud menyakiti," saran Dhisty
Hindari kalimat yang menyepelekan seperti 'gitu aja marah' karena justru membuat anak merasa emosinya tidak dihargai.
Setelah situasi tenang, ajak anak berdiskusi tentang jenis candaan seperti apa yang ia sukai dan mana yang tidak.
Kemudian bisa diperbaiki lewat special time seperti pelukan, ciuman, atau bermain bersama.
"Yang terpenting, orang tua belajar dari momen itu dan tidak mengulanginya lagi." tutup Dhisty