Hari ulang tahun jadi hari perayaan yang dinantikan banyak orang, karena di hari itu ucapan selamat membanjiri dan hadiah dari orang terdekat menghiasi hari. Bahkan, setiap negara dan budaya memiliki cara masing-masing untuk merayakan hari ulang tahun seseorang, mulai dari tumpengan di beberapa daerah di Indonesia, meniup lilin di atas kue di Barat, sampai memakan sup rumput laut di Korea. Jadi, tidak jarang ada yang menunggu-nunggu tibanya hari ulang tahun dengan semangat menggebu-gebu.
Namun, ada juga yang justru merasa cemas, was-was, dan sedih mendekati hari ulang tahunnya. Apakah kamu termasuk salah satunya? Simak selengkapnya di sini.
Kamu nggak sendiri, fenomena itu disebut "birthday blues"
Sebuah hari yang sangat dinanti-nanti banyak orang, kamu hadapi dengan apatis, sedih, dan cemas. Fenomena ini lah yang disebut dengan "birthday blues". Penyebab munculnya perasaan ini bisa berbeda untuk setiap orang dan tidak bisa disamaratakan.
Namun, perasaan ini kerap kali disebabkan oleh kekhawatiran akan ketidakpastian dan ketakutan akan penuaan. Misalnya, kamu melihat unggahan-unggahan ulang tahun orang di media sosial yang dirayakan dengan begitu hangat dan meriah, lalu kamu bertanya-tanya, "bagaimana denganku?".
Birthday blues bisa disebabkan oleh ketidakpastian akan ada orang yang mengucapkan "selamat ulang tahun" tepat di saat pergantian hari menuju hari ulang tahun atau memberikan kejutan menyenangkan.
Namun, birthday blues juga bisa terjadi karena trauma yang berkaitan dengan hari itu, sehingga otomatis otakmu mengasosiasikan hari ulang tahun dengan sesuatu yang negatif.
Birthday blues bisa jadi puncak gunung es dari permasalahan yang lebih besar
Alasan kenapa kamu mengalami birthday blues, bisa jadi lebih dalam dari ketakutan tidak akan dirayakan oleh orang-orang terdekat. Seiring bertambahnya usia, kita berjalan semakin dekat ke segudang tanggung jawab dan ekspektasi sosial yang terasa membebani.
Ekspektasi masyarakat atau lingkungan yang menargetkan seseorang untuk memiliki karier di usia 21 tahun, menikah dan berkeluarga di usia 25 tahun, sampai menjadi sukses di usia 30 tahun bisa membuat hari ulang tahun jadi hari yang mengerikan bagi sebagian orang.
Ketika momen bertambahnya usia dijadikan sebagai tenggat waktu pencapaian, akan muncul tekanan besar jika target tersebut belum tercapai.
Fenomena "birthday blues" dihubungkan ke fenomena bunuh diri di hari ulang tahun
Menurut artikel "Birthday blues: Aggravated depression and suicidality on birthdays in a sixty-year-old man" dari Psychiatry Research Case Reports, fenomena birthday blues dihubungkan dengan depresi dan fenomena yang lebih mendalam, yakni fenomena "birthday-deathday".
Fenomena ulang tahun-hari kematian merujuk kepada meningkatnya tingkat bunuh diri mendekati hari ulang tahun seseorang.
Beberapa peneliti mengemukakan pendapat di balik fenomena ini. Seseorang mungkin menunda kematian hingga tanggal ulang tahunnya dengan harapan bisa berpartisipasi dalam perayaan tersebut.
Bagaimana caranya menyingkirkan "birthday blues"?
Birthday blues bukan debu yang bisa dengan mudah disingkirkan. Birthday blues bisa jadi terjadi hanya sesekali atau bahkan setiap tahun. Namun, kamu bisa mencoba memperbaiki pola pikirmu memandang hari ulang tahun.
Coba untuk mengingat bahwa hari ulang tahun bukan tenggat waktu untuk mencapai hal-hal tertentu yang sesuai dengan ekspektasi masyarakat. Setiap orang, setiap kehidupan, memiliki ritmenya sendiri. Membandingkan hidupmu dengan orang lain bisa jadi melelahkan untuk dirimu.
Birthday blues juga bisa jadi tanda dari sesuatu yang lebih serius, jika kamu merasakan birthday blues terlalu sering, jangan ragu untuk meminta bantuan ke orang terdekat atau profesional.