Head unit Toyota Raize. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Perangkat radio di mobil seperti paket yang tak bisa dipisahkan. Setiap pembelian baru, hampir semua unitnya dilengkapi peranti yang satu ini. Tapi siapa sangka, kehadiran radio untuk pertama kali disematkan di kendaraan roda empat rupanya menuai kontroversi.
Berawal pada tahun 1922, Westinghouse --perusahaan listrik dan distribusi tenaga -- memperkenalkan perangkat radio dalam model tabung vakum sebagai opsi tambahan di mobil Chevrolet. Teknologi yang sama sebagai cikal bakal televisi.
Hanya saja kehadirannya bukanlah fitur yang populer, banyak orang yang menganggap suara radio bisa mendistraksi pengemudi demikian mengutip Car and Driver.
Meski menuai kontroversi, Galvin Manufacturing Corporation sukses membuat radio modulasi amplitudo (AM) mobil pertama pada tahun 1930 di Chicago, Illinois, US. Radio ini bernama Motorola yang berasal dari penggabungan kata 'Motor' dan 'Victrola' dan dipasangkan sepaket.
Motorola 5T71 saat itu dipasarkan seharga 130 USD (sekitar Rp 2,1 juta). Jika dibandingkan, saat itu harganya terbilang mahal karena mobil Ford A Duluxe coupe hanya dijual 540 USD (setara Rp 8,8 juta). Artinya, harga radio hampir seperempat dari harga sebuah mobil.
Lebih lanjut di Massachusetts dan Missouri, Amerika Serikat (US), pernah diajukan regulasi untuk melarang radio mobil pada tahun yang sama. Jajak pendapat masyarakat terus berlanjut sampai tahun 1934, hasilnya sebanyak 56 persen orang menilai radio mobil merupakan gangguan yang berbahaya.
Head unit Honda CR-V Hybrid. Foto: dok. HPM
Berlanjut ke tahun 1952, hampir semua orang memakai radio bergelombang AM. Di tengah dominasi itu, pabrikan asal Jerman, Blaupunkt meluncurkan radio mobil pertama berbasis gelombang FM.
Kemudian pada tahun 1955 Chrysler mencoba gebrakan baru lewat turntable kecil di mobil, sayangnya hal ini kurang diminati. Kemudian, di tahun 1963 sejumlah perusahaan gencar menyisipkan teknologi transistor ke radio mobil.
Inovasi berlanjut pada 1965, ketika Ford bekerja sama dengan Motorola memperkenalkan pemutar kaset delapan trek. Tahun 1969 teknologi stereo perdana mulai dipasangkan ke radio mobil sebagai terobosan baru.
Berkembang ke tahun 1970-1977, sistem pemutar kaset lahir, kepraktisannya mampu menggantikan generasi sebelumnya. Dari sini, jenama aftermarket seperti Alpine dan Pioneer mulai naik daun.
Sementara itu, pada tahun 1982 dan 1985 teknologi stereo premium dan pemutar CD mulai menjajahi audio mobil lewat head unit. Jenama besar seperti Bose dan Sony mulai masif menawarkannya kepada Oldsmobile, Buick, Cadillac, serta Mercedes-Benz.
Head unit Toyota Corolla Cross. Foto: dok. Muhammad Ikbal/kumparan
Sejak itu, fitur hiburan di mobil terus berkembang. Dari CD player, bergeser ke DVD, lalu ke sistem navigasi yang terintegrasi. Pada awal 2000-an, koneksi AUX dan USB mulai populer, membuat pengemudi lebih mudah dalam memutar musik dari perangkat pribadi.
Sekarang radio mobil tak lagi berdiri sendiri. Mayoritas mobil modern sudah dilengkapi head unit canggih yang terhubung ke Bluetooth, Apple CarPlay, atau Android Auto. Selain musik, pengemudi bisa mengakses peta, telepon, hingga streamingpodcast secara langsung.
Lebih lanjut, berdasarkan Global Traffic Scorecard 2024 yang dipublikasikan oleh INRIX, Jakarta menjadi kota termacet ke-7 di dunia dengan rata-rata waktu mengemudi 89 jam. Radio mobil tentunya dapat menghilangkan rasa bosan, lelah, serta memberi informasi perjalanan terkini untuk pengemudi.
Head unit Nissan Livina terbaru Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Sebagian pengemudi mungkin lebih memilih memutar musik daripada radio ketika macet. Namun, radio punya unggulan pada program yang bervariasi, seperti prakiraan cuaca, berita lalu lintas, siniar, atau mendengarkan musik.
Radio menawarkan rasa keterhubungan dan kebersamaan yang tak selalu dapat ditandingi oleh layanan on-demand. Suara-suara familiar dari pembawa acara radio dapat membuat waktu yang dihabiskan di dalam mobil terasa lebih nyaman.
Dari awalnya radio mobil ditolak karena dinilai mengganggu konsentrasi berkendara, kini sistem audio justru menjadi pelengkap wajib di setiap mobil. Bagi banyak orang, radio adalah teman setia selama perjalanan.