Anak-anak terutama di masa balita sedang senang-senangnya untuk bereksplorasi berbagai kegiatan baru. Ketika baru pertama kali mencoba hal baru, tidak jarang orang tua akan melihat si kecil terlihat sulit mengikuti cara bermainnya dan bahkan akan langsung menyerah. Anda pernah mengalaminya, Moms?
Hal ini sebenarnya wajar terjadi pada si kecil, kok! Meski begitu, sebagai orang tua, kita bisa mengajarkan bagaimana anak belajar mencoba hal-hal baru tanpa langsung merasa menyerah dan mampu beradaptasi hingga bangkit lagi setelah mengalami kegagalan. Bagaimana caranya? Simak tipsnya dari psikolog pendidikan Rumah Dandelion, Orissa Anggita Rinjani, di bawah ini, yuk!
Tips Melatih Anak Lebih Tangguh dan Tidak Mudah Menyerah
Ilustrasi anak remaja stres dimarahi orang tua. Foto: sirikorn thamniyom/Shutterstock
1. Tumbuhkan Pikiran Growth Mindset
Cara pertama yang bisa dilakukan adalah menumbuhkan pikiran kepada anak, yaitu kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu tidak semata ditentukan oleh bakat bawaan lahir, tetapi juga bisa berkembang berkat usaha dan latihan yang dijalani.
"Orang tua bisa menggunakan kata-kata seperti, 'Saat ini memang belum bisa, tetapi bukan berarti selamanya tidak bisa. Belum, bukan tidak bisa," tutur Orissa kepada kumparanMOM.
Hal sederhana yang bisa membangkitkan pemikiran tersebut adalah mengajak anak mengingat kembali pengalaman-pengalamannya semasa kecil. Misalnya, ketika dulu ia belum bisa berjalan, berlari, menendang bola, naik sepeda atau sepatu roda, dan lainnya. Tetapi, berkat latihan yang dilakukan dan mau terus berusaha, maka ia kini sudah bisa melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak bisa dilakukan, meski harus berkali-kali gagal.
"Orang tua juga bisa mencontohkan dan menceritakan pengalaman kegagalannya mereka sendiri. Supaya anak tahu bahwa orang dewasa pun pernah gagal dan bisa mencoba lagi," jelas dia.
2. Beri Tantangan yang Tepat
Moms, di dunia psikologi ada yang namanya Zone of Proximal Development, yang berarti ada tantangan-tantangan yang memicu seseorang mau berusaha, yang meski tidak mudah, tetap bisa berhasil dilakukan.
"Jadi, tidak terlalu mudah dilakukan sehingga anak sampai bosan dan enggak termotivasi, tetapi juga tidak terlalu sulit dan membuat anak frustrasi," ucap Orissa.
3. Beri Ruang Emosi
Wajar bila dalam proses latihan atau berusaha, ia akan merasakan kesulitan dan merasa kesal. Dan terkadang, momen ini akan membuat anak berubah jadi tidak siap lagi untuk melanjutkan kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya. Lantas, apa yang bisa dilakukan?
"Berikan waktu untuk beristirahat sejenak. Beristirahat bukan berarti menyerah. Orang tua juga harus semangat untuk mendampingi anak belajar hal-hal baru," tutup dia.