Ilustrasi kesetaraan gender, laki-laki, dan perempuan. Foto: Shutterstock
Kamu mungkin pernah atau sering mendengar istilah misogini dalam berbagai diskusi, baik di media sosial maupun ruang publik. Namun, pernahkah kamu mendengar tentang istilah misandri?
Kedua istilah ini kerap muncul ketika membicarakan isu gender, hak perempuan, dan relasi antara laki-laki serta perempuan. Meski terdengar mirip, keduanya memiliki makna yang berbeda dan penting untuk dipahami agar tidak salah kaprah, Ladies.
Apa itu istilah misogini?
Dilansir Merriam-Webster, istilah misogini merujuk kepada kebencian, prasangka, atau sikap merendahkan terhadap perempuan. Sikap ini bisa muncul dalam bentuk komentar meremehkan, diskriminasi di tempat kerja, hingga kekerasan berbasis gender. Misogini juga terwujud dalam struktur sosial, budaya, dan institusi.
Hal ini sejalan dengan penjelasan Stanford University dalam artikel mereka yang berjudul "Gender Discrimination", menyebut misogini sebagai salah satu faktor utama diskriminasi dan ketidaksetaraan gender di berbagai belahan dunia.
Apa itu istilah misandri?
Misandri adalah kebencian atau sikap negatif terhadap laki-laki. Contohnya bisa berupa komentar sinis yang menggeneralisasi bahwa semua laki-laki itu jahat, kasar, atau tidak bisa dipercaya.
Melansir The Temple News, misandri memang ada, tetapi lebih sering hadir dalam bentuk ekspresi individu atau komunitas tertentu, bukan sebagai sistem yang tertanam dalam institusi besar seperti hukum atau kebijakan publik.
Beberapa kajian feminis seperti "The Misandry Myth: An Inaccurate Stereotype About Feminists' Attitudes Toward Men" dan "Hating men will free you? Valerie Solanas in Paris or the discursive politics of misandry" menyebut misandri sebagai ekspresi simbolis yang bisa menjadi strategi untuk menyalurkan kemarahan terhadap ketidakadilan gender.
Ada pandangan bahwa rasa benci terhadap laki-laki bisa dianggap sebagai respons rasional atas perlakuan buruk yang dialami perempuan. Meski begitu, tidak semua feminis setuju dengan hal ini karena sikap negatif berlebihan juga dapat menjadi bumerang bagi perjuangan kesetaraan gender.
Apa yang membuat misogini dan misandri berbeda?
Perbedaan utama antara misogini dan misandri terletak pada sejarah dan dampaknya. Britannica mencatat bahwa misogini telah lama mengakar dalam masyarakat. Sejarah menunjukkan adanya aturan hukum yang menolak hak perempuan, melarang mereka bekerja, atau bahkan tidak mengakui perempuan sebagai individu yang memiliki hak penuh.
Sementara itu, dilansir artikel "Hating men will free you? Valerie Solanas in Paris or the discursive politics of misandry" dari European Journal of Women's Studies, misandri sering dianggap sebagai stigma dalam kamus feminisme. Namun, justru karena stigma tersebut, sebagian feminis menggunakan misandri sebagai strategi untuk mengambil kembali kendali atas diri mereka dan menolak aturan yang kerap membungkam suara perempuan.
Misandri juga tidak memiliki basis sistemik yang tertanam dalam institusi besar. Artinya, meski sikap negatif terhadap laki-laki bisa terjadi, dampaknya tidak sekuat misogini yang berpengaruh luas terhadap kehidupan perempuan di berbagai aspek kehidupan.