Rising Girls Global dan Dior Gelar Roots of Change, Ajak Perempuan Peduli Bumi - juandry blog

Halaman ini telah diakses: Views
kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Rising Girls Global dan Dior Gelar Roots of Change, Ajak Perempuan Peduli Bumi
Aug 19th 2025, 19:13 by kumparanWOMAN

Rising Girls Global bersama Taman Wisata Alam Angke dan Dior Indonesia menggelar Roots of Change. Foto: Rising Girls Global
Rising Girls Global bersama Taman Wisata Alam Angke dan Dior Indonesia menggelar Roots of Change. Foto: Rising Girls Global

Dalam rangka memperingati Hari Konservasi Mangrove Internasional, Rising Girls Global bersama Taman Wisata Alam Angke dan Dior Indonesia menggelar Roots of Change, gerakan kolaboratif yang menyoroti peran leadership perempuan dalam pelestarian lingkungan, khususnya ekosistem mangrove.

Bertempat di Taman Wisata Alam Angke Kapuk (TWAAK), Jakarta Utara, Sabtu (26/7), acara ini menggabungkan edukasi, diskusi inspiratif, dan aksi nyata di lapangan. Elvira Angelica Manik, Co-Founder Rising Girls Global mengatakan melalui program Roots of Change ini, para perempuan diajak untuk menanam mangrove sebagai simbol ketahanan dan pemulihan ekosistem.

"Ini adalah bukti nyata bahwa generasi muda mampu bergerak bersama untuk melindungi bumi demi masa depan yang lebih hijau," ujar Elvira dalam keterangan tertulis yang diterima kumparanWOMAN, Selasa (19/8).

Ertana Hadi, Human Resource Dior Indonesia, juga menegaskan dukungan Dior terhadap program pemberdayaan berbasis keberlanjutan. "Kegiatan Roots of Change bersama Rising Girls ini mengingatkan saya bahwa langkah sederhana seperti menanam pohon bisa berdampak besar. Kita tidak perlu menunggu krisis untuk bergerak. Aksi tulus dari hati, sekecil apa pun, membawa harapan untuk masa depan yang lebih baik," imbuhnya.

Peran Penting Mangrove untuk Lingkungan

Sesi pembuka dilanjutkan dengan presentasi Sophie Kirana, Puteri Indonesia Lingkungan 2024 sekaligus 4th Runner-Up Miss International 2024, yang memaparkan peran penting mangrove bagi lingkungan. Sophie menjelaskan mangrove dapat mencegah abrasi pantai, menjadi habitat bagi berbagai spesies, dan menyimpan karbon dalam jumlah besar. Ia juga mengajak perempuan untuk menjadi pemimpin solusi iklim, bukan sekadar penonton perubahan.

Diskusi berlanjut ke panel bertema "Empowering Women to Lead in Sustainability" yang menghadirkan Siti Rachmania selaku Senior Programme Assistant of Natural Science Unit UNESCO regional Jakarta, Yulies Puspitaningtyas selaku Program Manager Governance, Peace and Security UN Women Indonesia, serta Sari Dewi sebagai CEO The Loan Market Indonesia.

Para pembicara menyoroti bahwa perempuan menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim dan kerusakan lingkungan. Dalam situasi darurat seperti bencana alam atau ketika harus mengungsi, perempuan menghadapi tantangan yang sering terabaikan. Mulai dari kebutuhan ruang aman dan privasi, akses terhadap fasilitas higienis saat menstruasi, hingga risiko meningkatnya kekerasan berbasis gender di area pengungsian.

Para panelis menekankan bahwa ketahanan perempuan terhadap dampak iklim tidak hanya terkait ekonomi dan lingkungan, tetapi juga keamanan, kesehatan, dan martabat. Pendidikan perempuan disebut sebagai fondasi penting untuk menciptakan perubahan. Sebab akses terhadap pengetahuan dapat memberdayakan perempuan dalam mengelola sumber daya, melindungi anak, dan beradaptasi terhadap perubahan iklim. Investasi di bidang ini memiliki efek berganda, mengingat perempuan cenderung membagikan pengetahuan kepada lingkungannya.

Selain itu, panel membahas peran ganda perempuan sebagai ibu, istri, dan profesional yang sering kali dibatasi oleh sistem kerja yang kurang fleksibel. Ditekankan perlunya lingkungan kerja yang adaptif terhadap kebutuhan perempuan sekaligus mendorong mereka untuk menciptakan peluang kerja yang sesuai.

Diskusi ditutup dengan ajakan memperkuat kolaborasi lintas sektor yang melibatkan pemerintah, dunia usaha, masyarakat sipil, media, dan komunitas lokal guna memastikan inklusivitas dan akses yang setara bagi semua kelompok, khususnya perempuan dan generasi muda, dalam menghadapi tantangan iklim.

Perempuan Muda yang Melahirkan Inovasi untuk Lingkungan

Momentum positif ini berlanjut ke sesi Rise of Changemakers, di mana tiga kelompok peserta perempuan muda: Shanaya (Fashion), LeadHERship (Food Sustainability), dan Kejar Bareng (Education) mempresentasikan ide proyek mereka di hadapan juri. Presentasi ini menutup rangkaian diskusi sekaligus menandai lahirnya inisiatif baru yang akan mereka kembangkan ke depannya.

Sebagai puncak kegiatan, para peserta mengikuti tur edukasi mengelilingi kawasan Taman Wisata Alam Angke, mempelajari sejarahnya, dan memahami peran mangrove dalam menjaga ekosistem pesisir. Tur ini diakhiri dengan penanaman 100 bibit mangrove yang dipandu oleh pengelola taman dan dilakukan secara simbolis. Momen ini tidak hanya menjadi simbol aksi lingkungan, tetapi juga komitmen untuk merawat pohon yang telah ditanam.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url