Seorang peneliti di Arctic and Antarctic Research Institute (AARI) Rusia berdiri di samping kerangka paus. Foto: AARI/Nikita Demidov/Alexander Ermolov
Mencarinya gletser di Kutub Utara Rusia mengungkapkan temuan mengejutkan, sebuah kuburan purba yang dipenuhi kerangka paus.
Temuan ini terjadi di Pulau Wilczek, bagian dari Kepulauan Franz Josef Land, wilayah paling utara Rusia, saat para ilmuwan dari Arctic and Antarctic Research Institute (AARI) tengah meneliti lapisan tanah beku abadi atau permafrost di kawasan itu.
"Setelah membandingkan posisi gletser saat ini dengan citra satelit, kami menyimpulkan bahwa dalam waktu kurang dari 20 tahun, lapisan es di pulau ini terpecah menjadi dua, memperlihatkan area seluas beberapa kilometer persegi. Di sinilah kami menemukan banyak tulang paus di teras laut yang muncul dari balik es," ujar Nikita Demidov, peneliti AARI, dalam pernyataan resmi, mengutip IFL Science.
Lebih lanjut, Demidov menjelaskan bahwa beberapa kerangka paus yang muncul dari permafrost di pinggiran gletser terlihat masih sangat utuh.
"Penemuan paleontologis ini mengindikasikan adanya perubahan permukaan laut yang sangat cepat di wilayah paling utara Eurasia, dan kemungkinan terjadi dalam beberapa ribu tahun terakhir," katanya.
Hingga kini, jumlah dan jenis paus yang ditemukan belum dipublikasikan secara resmi. Gambar-gambar dari lokasi menunjukkan ada lebih dari satu kerangka berukuran besar.
Penampakan kuburan purba puas raksasa yang ditemukan di Kutub Utara. Foto: AARI/Nikita Demidov/Alexander Ermolov
Menurut data global, gletser dunia diperkirakan telah kehilangan lebih dari 6.542 miliar ton es antara tahun 2000 hingga 2023 akibat perubahan iklim. Kehilangan ini tidak hanya mempercepat naiknya permukaan laut dan mengancam habitat satwa liar, tetapi juga membuka kesempatan langka untuk meneliti lanskap prasejarah yang sebelumnya tersembunyi di balik lapisan es selama puluhan ribu tahun.
Kuburan paus purba sendiri bukan pertama kali ditemukan. Beberapa bahkan muncul di tempat yang sama sekali tak terduga. Salah satu yang paling mencengangkan berada di Gurun Atacama, Chili, wilayah terkering di Bumi.
Saat pemerintah memperluas jalan raya Pan-Amerika pada 2010, para pekerja menemukan 40 kerangka paus dalam kondisi hampir sempurna. Analisis menyebutkan, kawanan paus itu kemungkinan mati bersamaan akibat kejadian tunggal, misalnya karena ledakan alga beracun.
Rusia pun menyimpan kisah serupa. Pada 1970-an, ilmuwan Uni Soviet menemukan situs yang dikenal sebagai "Whale Bone Alley" di Pulau Yttygran, pesisir timur laut Rusia. Di pulau tak berpenghuni itu, ditemukan deretan tengkorak dan rahang paus jenis bowhead yang terkubur di dalam tanah beku, membentuk semacam monumen sakral yang menyerupai jalur upacara.
Diduga, situs tersebut dulunya berfungsi sebagai tempat pemotongan dan penyimpanan daging paus yang digunakan oleh suku Yupik sebelum mereka pindah ke daratan utama.
Penemuan-penemuan ini memberi kita jendela langka untuk menyaksikan sejarah kehidupan laut ribuan tahun silam, dari permukaan pasir gurun hingga kedalaman es Arktik.