UNESCO Bantah Beri Penghargaan Listen to Her Parole ke Syahrini di Cannes 2025 - juandry blog

Halaman ini telah diakses: Views
kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
UNESCO Bantah Beri Penghargaan Listen to Her Parole ke Syahrini di Cannes 2025
May 30th 2025, 18:44 by kumparanWOMAN

Rini Fatimah Zaelani (Syahrini) di Festival Film Cannes ke-78. Foto: action press via Reuters Connect
Rini Fatimah Zaelani (Syahrini) di Festival Film Cannes ke-78. Foto: action press via Reuters Connect

Kehadiran penyanyi Syahrini di Festival Film Cannes 2025 mencuri perhatian publik, terutama saat ia menerima penghargaan dari platform Listen to Her Parole dalam sebuah acara yang digelar di Carlton Hotel, Cannes, Prancis, pada 14 Mei lalu. Syahrini, melalui unggahan Instagram dan pidato penerimaannya, menyebut bahwa penghargaan tersebut diberikan oleh badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), UNESCO.

Namun, klaim ini dibantah langsung oleh UNESCO. Dalam konfirmasi yang diterima kumparanWOMAN, Siska Widyawati, National Information Officer dari Pusat Informasi PBB di Indonesia (UNIC), menegaskan bahwa UNESCO tidak terlibat dalam pemberian penghargaan yang dimaksud.

"Meskipun acara tersebut mungkin melibatkan UNESCO Artist for Peace dalam kapasitas pribadi atau simbolis, acara tersebut bukan merupakan upacara atau bentuk pengakuan resmi dari UNESCO," jelas Siska kepada kumparanWOMAN, Jumat (23/5).

Bukan UNESCO, Penghargaan Syahrini Terima Penghargaan dari United Society Council

Syahrini saat di karpet merah film Dossier 137. Foto: Mickael Chavet/ ZUMA Press via REUTERS
Syahrini saat di karpet merah film Dossier 137. Foto: Mickael Chavet/ ZUMA Press via REUTERS

Penghargaan yang diterima Syahrini sejatinya diberikan oleh United Society Council, sebuah organisasi independen yang berbasis di Dublin, Irlandia. Organisasi ini tidak memiliki afiliasi resmi dengan UNESCO. Dalam situs resminya, United Society Council menyebutkan bahwa mereka berfokus pada isu-isu kesetaraan sosial, martabat manusia, dan pembangunan inklusif.

Melalui platform Listen to Her Parole, mereka memberikan Global Cultural Impact Award kepada Syahrini sebagai bentuk apresiasi atas dedikasinya dalam kerja-kerja amal selama bertahun-tahun. Ia juga dinilai telah berperan sebagai duta budaya Indonesia yang membanggakan di kancah internasional.

Penghargaan ini turut melibatkan kolaborasi dengan Guila-Clara Kessous, seniman dan akademisi hak asasi manusia asal Prancis yang menyandang gelar UNESCO Artist for Peace sejak 2012. Namun, partisipasinya dalam acara tersebut bersifat pribadi, bukan mewakili UNESCO secara resmi.

Salah Kaprah soal Afiliasi UNESCO

Kehadiran Guila-Clara Kessous dan kemunculan logo UNESCO di acara Listen to Her Parole membuat banyak pihak, termasuk mungkin Syahrini sendiri, menyangka penghargaan tersebut berasal dari badan PBB itu. Padahal, gelar UNESCO Artist for Peace yang disandang Kessous hanya berarti ia mendukung penyebaran pesan dan program UNESCO melalui pengaruh dan reputasinya, tanpa mewakili secara kelembagaan.

Seperti diketahui, Syahrini debut di karpet merah Festival Film Cannes pada Kamis (15/5) lalu dalam balutan gaun perak penuh payet dan bordir rancangan Danny Satriadi. Gaun tersebut dilengkapi dengan jubah panjang berekor yang sama gemerlapnya. Sejalan dengan nama panggung "princess"-nya, ia memadukan gaun tersebut dengan mahkota putih berkilau berbentuk floral, dan berpose di atas karpet merah bersama sang suami, Reino Barack.

Saat menerima penghargaan Global Cultural Impact Award, Syahrini tampil glamor dalam gaun ungu terstruktur lansiran Hian Tjen. Gaun itu dilengkapi detail draping di bagian pinggul dan ekor menjuntai yang menyatu dengan selendang panjang warna senada. Penampilannya semakin mewah dengan perhiasan besar di bagian dada rancangan Rinaldy Yunardi.

Pada Jumat (16/5), Syahrini kembali tampil di karpet merah Cannes untuk menghadiri pemutaran film Eddington. Kali ini, ia mengenakan gaun hitam shimmer dengan outer bertabur payet dan bordir emas rancangan Tex Saverio. Melengkapi penampilannya, ia mengenakan veil transparan berwarna senada yang menambah kesan dramatis.

Hingga kini, Syahrini belum memberikan tanggapan atas bantahan UNESCO atau pun penjelasan mengenai asal-usul penghargaan yang ia terima di Cannes 2025. Takarir (caption) di unggahan yang menyebut penghargaan itu berasal dari UNESCO juga terpantau belum direvisi.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url