Jan 22nd 2025, 19:51, by Berita Terkini, Berita Terkini
Memahami lirik Cublak Cublak Suweng bukan hanya sekadar menikmati lagu tradisional Jawa yang ceria, tetapi juga menyelami makna yang terkandung di dalamnya. Lagu yang sering dinyanyikan dalam permainan anak-anak ini memiliki pesan moral yang baik.
Di balik irama yang ceria, ada nilai-nilai hidup tentang bagaimana seharusnya manusia memandang materi, kebijaksanaan, dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Lirik Cublak Cublak Suweng dan Maknanya
Cublak-Cublak Suweng adalah salah satu tembang dolanan atau lagu permainan tradisional Jawa yang penuh dengan makna filosofis. Lagu ini sering dinyanyikan oleh anak-anak saat bermain permainan tradisional dengan nama yang sama.
Di balik kesederhanaannya, lirik lagu anak ini mengandung pesan moral dan nilai kehidupan. Berdasarkan buku Mengukir Nilai Karakter Melalui Tembang Dolanan Anak, Elisabeth Suratinem, (2023), inilah lirik Cublak Cublak Suweng tersebut.
Dari lirik lagu tersebut, bisa diartikan sebagai "suweng" (anting-anting) diletakkan di atas telapak tangan dan dibiarkan begitu saja. Suweng di sini melambangkan harta benda atau sesuatu yang bernilai. Filosofinya adalah bahwa benda-benda duniawi sebenarnya tidak lebih dari sesuatu yang fana, mudah hilang, dan tidak boleh terlalu diutamakan dalam hidup.
"Suwenge teng gelenter" yang artinya "antingnya tergeletak," menggambarkan bahwa harta atau kekayaan dunia seringkali tercecer, mudah ditemukan, tetapi juga bisa hilang begitu saja. Pesannya, sebaiknya jangan terlalu melekat pada materi.
"Mambu ketundhung gudel" artinya adalah "Baunya tercium seperti anak kerbau yang sedang diusir." Gudel (anak kerbau) melambangkan sifat malas, bodoh, atau tidak mau berpikir. Lirik ini mengajarkan pentingnya menghindari sifat-sifat negatif tersebut.
"Pak empo lera-lere" atau "Pak Empo menggeleng-geleng," melambangkan kebijaksanaan orang tua. Mereka akan selalu memahami bahwa mengejar harta duniawi tanpa makna sejati hanyalah sia-sia.
Selanjutnya, kalimat "Sopo ngguyu ndhelikake" yang diartikan "Siapa yang tertawa, dia yang menyembunyikan." Ini adalah pesan moral bahwa seringkali orang yang terlihat bahagia atau santai justru karena menyembunyikan sesuatu. Bisa jadi kebijaksanaan, rahasia, atau nilai sejati yang tidak mudah dilihat oleh orang lain.
"Sir-sir pong dele kopong" atau "Sir-sir pong, kacang kedelai yang kosong," merupakan kalimat dengan filosofi bahwa sebaiknya tidak menjadi manusia "kopong" atau kosong secara batiniah dan intelektual. Manusia diajak untuk mengisi diri dengan ilmu, kebijaksanaan, dan budi pekerti.
Bila dimaknai lebih dalam, lagu Cublak-Cublak Suweng tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai pengingat tentang pentingnya tidak terlalu terikat pada harta benda atau materi. Selain itu juga untuk menjauhi sifat malas dan sifat buruk lainnya.
Lirik Cublak Cublak Suweng mengajarkan pada anak untuk bersikap bijak. Manusia memang sebaiknya memahami bahwa kebahagiaan sejati tidak berasal dari materi, melainkan dari hati yang tulus dan pikiran yang bijak. (DNR)