Jika Terpilih Jadi Presiden, Ini Sejarah yang Akan Ditorehkan Kamala Harris - juandry blog

Halaman ini telah diakses: Views
kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Jika Terpilih Jadi Presiden, Ini Sejarah yang Akan Ditorehkan Kamala Harris
Jul 22nd 2024, 14:18, by Andreas Gerry Tuwo, kumparanNEWS

Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris keluar dari pesawat setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (5/9/2023). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris keluar dari pesawat setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (5/9/2023). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO

Presiden Amerika Serikat Joe Biden (81) memutuskan mundur dari pencapresan Partai Demokrat. Ia kemudian mendukung Wapres Kamala Harris untuk nyapres (59).

Harris belum dipastikan mendapat tiket capres dari Partai Demokrat. Itu baru akan ditentukan pada konvensi yang digelar Agustus mendatang.

Hanya saja Harris menegaskan, dia merasa terhormat mendapat dukungan Biden. Harris bahkan berjanji akan mengalahkan capres Partai Republik, Donald Trump (78).

Jika Harris menang, maka dia akan mencetak sejumlah sejarah.

Itu pun akan melanjutkan tradisi Harris sebagai pencipta sejarah. Saat menang pemilu 2020 bersama Biden, Harris menjadi Wapres perempuan pertama di Negeri Paman Sam.

Jadi, apa saja sejarah ditorehkan Harris bila menjadi Presiden?

Presiden Wanita Pertama

Wakil Presiden AS Kamala Harris menghadiri konferensi pers dengan Presiden Rumania Klaus Iohannis setelah pertemuan di Istana Cotroceni di Bucharest, Rumania, Jumat (11/3/2022). Foto: Saul Loeb/Pool via REUTERS
Wakil Presiden AS Kamala Harris menghadiri konferensi pers dengan Presiden Rumania Klaus Iohannis setelah pertemuan di Istana Cotroceni di Bucharest, Rumania, Jumat (11/3/2022). Foto: Saul Loeb/Pool via REUTERS

Dikutip dari Associated Press, rekor yang akan dia ciptakan jika menang pilpres adalah menjadi perempuan pertama yang berhasil duduk di kursi presiden. Meski AS dikenal sebagai negara demokrasi dan menjunjung kesetaraan sejak merdeka pada 1776, belum pernah ada wanita duduk di kursi orang nomor satu.

Sebenarnya, pada 2016 Hillary Clinton hampir saja menciptakan sejarah. Akan tetapi, Hillary harus menelan pil pahit. Dia kalah dari Donald Trump. Kekalahan mantan Ibu Negara AS itu terjadi saat dia berhasil mendapat suara lebih banyak dari Trump.

Ketika itu Hillary mengumpulkan lebih dari 65 juta. Sementara Trump mendapat 62 juta.

Tetapi, di AS yang berlaku ada perhitungan elektoral, bukan popular vote. Trump berhasil mendapat 304 suara elektoral sementara Hillary tertinggal jauh dengan 227.

Keturunan Asia Pertama

Wakil Presiden Amerika Kamala Harris (tengah), Perdana Menteri Malaysia Dato Seri Anwar Ibrahim (kanan) dan Perdana Menteri India Narendra Modi berbincang menjelang KTT ke-18 Asia Timur di Jakarta, Kamis (7/9/2023). Foto: Media Center KTT ASEAN 2023/Zabur Karuru
Wakil Presiden Amerika Kamala Harris (tengah), Perdana Menteri Malaysia Dato Seri Anwar Ibrahim (kanan) dan Perdana Menteri India Narendra Modi berbincang menjelang KTT ke-18 Asia Timur di Jakarta, Kamis (7/9/2023). Foto: Media Center KTT ASEAN 2023/Zabur Karuru

Rekor kedua diciptakan adalah Harris akan menjadi Presiden AS pertama yang berasal dari keturunan Asia.

Lahir pada 20 Oktober 1964 di Oakland, ibu Harris adalah seorang India Tamil bernama Shyamala Gopalan. Ibu Kamala sudah berada di AS sejak berusia 19 tahun. Sedangkan sang ayah Donald Harris adalah warga AS keturunan Jamaika.

Meski sebelum Kamala belum ada keturunan Asia menjadi keturunan AS, Presiden ke-44 Barack Obama punya sejarah tersendiri dengan Asia. Ia menghabiskan masa kecil di Jakarta, Indonesia. Obama bahkan sempat mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Jakarta, sebelum ke AS.

Tak hanya itu, Obama bahkan masih bisa beberapa patah kata bahasa Indonesia. Obama juga pernah punya ayah sambung dari Indonesia, yaitu Lolo Soetoro Mangunharjo.

Perbaiki Rekor Demokrat

Eks Wapres Amerika Serikat Hubert Humphrey. Foto: CRAIG LASSIG / AFP
Eks Wapres Amerika Serikat Hubert Humphrey. Foto: CRAIG LASSIG / AFP

Situasi ketika petahana dari Partai Demokrat memilih tak mau kembali mencalonkan diri, seperti pada 2024 ini, ternyata bukan terjadi pertama kali.

Sebelum Biden, kisah ini terjadi pada 1968. Lyndon Johnson, Presiden AS, ketika itu memilih tak lagi nyalon pada pemilu selanjutnya.

Keputusan Johnson disebabkan ketidakpuasan rakyat AS atas perang di Vietnam. Kemudian Wapres Johnson, Hubert Humphrey, ditunjuk sebagai capres.

Sayangnya Hubert Humphrey kalah dari calon Partai Republik, Richard Nixon. Pada 1974, Nixon terpaksa mundur akibat skandal Watergate.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url