Pilkada Turki: Kelompok Sekuler Kalahkan Calon yang Diusung Erdogan
1 Apr, 2024
Halaman ini telah diakses:
Views
Calon yang didukung Presiden Recep Tayyip Erdogan kalah pada pilkada Turki pada Minggu (31/3). Kemenangan direbut kelompok sekuler yang merupakan rival utama Erdogan.
Pada pilkada Wali Kota Istanbul, calon dari kelompok sekuler yang diusung Partai Rakyat Republik (CHP), Ekrem Imamoglu, unggul 10 persen dari penantangnya, Murat Kurum. Kurum diusung oleh Partai AKP yang didukung Erdogan dan berakar muslim.
Imamoglu adalah petahana Wali Kota Istanbul. Ia dua kali mengalahkan Erdogan dan kelompok muslim pada pilkada Istanbul. Kemenangan sebelumnya direngkuh Imamoglu pada 2019.
Selain di Istanbul, partai sekuler CHP berhasil menang di pilkada di Ibu Kota Ankara. Calon CHP, Mansur Yavas, juga mengalahkan kandidat dari AKP.
Mengetahui kemenangannya di Istanbul, Imamoglu langsung menyampaikan menemui pendukungnya. Ia pun disambut teriakan puluhan ribu pendukungnya: 'Turki sekuler dan akan tetap sekuler' hingga 'Tayyip mundur!'
"Mereka yang tak paham dengan pesan bangsa sudah terlebih dulu kalah," ucap Imamoglu di depan massa pendukungnya seperti dikutip dari Reuters.
"Malam ini, 16 juta rakyat Istanbul sudah mengirim pesan kepada rival dan juga Presiden," sambung dia.
Erdogan dan Istanbul
Istanbul merupakan tempat Erdogan, kini berusia 70 tahun, memulai karier politik. Dia pernah pula menjabat sebagai wali kota dengan dukungan AKP dan basis pendukung muslim.
Sesaat setelah mengetahui kekalahan di Istanbul dan Ankara, Erdogan menyampaikan pidato di kantor pusat AKP. Erdogan mengakui bahwa aliansi politiknya sudah kehilangan posisi yang seharusnya didapat.
"Jika kami bersalah, maka kami akan memperbaiki. Jika kami ada yang kurang maka kami akan melengkapi ini," ucap Erdogan.
Inflasi 70 Persen
Dalam beberapa tahun terakhir, Erdogan dan pemerintahan AKP dihantam permasalahan ekonomi. Inflasi di Turki bahkan mencapai angka hampir 70 persen.
Beberapa pengamat menyebut inflasi menyebabkan tingginya biaya hidup di Turki. Itu pula menyebabkan Erdogan kehilangan dukungan di Istanbul yang sempat menjadi dikuasainya dan partai AKP sejak era 1990-an sampai dikalahkan CHP pada 2019.
"Ekonomi menjadi faktor penentunya. Rakyat Turki menuntut perubahan dan Imamoglu kini menjadi musuh bebuyutan Erdogan," kata sala seorang ekonom Turki, Hakan Akbas.