Pelajar magang di DPR Amerika Serikat berebut ingin menyalam Presiden Barack Obama. (Foto: AP)
WASHINGTON – DPR Amerika Serikat akan menghentikan program magang untuk pelajar di lembaga legislatif. Program yang memberi kesempatan kepada pelajar sekolah menengah atas untuk melayani dan belajar dari anggota Kongres ini diakhiri sejak dijalankan pada 1820. Program ini akan diakhiri pada 31 Agustus.
Program magang berakhir karena dinilai sudah usang, serta tidak lagi mendukung kegiatan administrasi di DPR Amerika. Pasalnya saat ini, kegiatan administrasi di lembaga legislatif itu tidak lagi menggunakan dokumen tertulis melainkan internet dan surat elektronik.
Ketua DPR John Boehner (Partai Republik) dan Pimpinan Minoritas DPR Nancy Pelosi (Partai Demokrat) menyatakan, biaya untuk program ini yang sebesar USD5 juta atau setara dengan Rp42,9 miliar (Rp8.582 per USD) per tahun dinilai tidak lagi relevan.
"Sebelum era internet dan perangkat elektronik pribadi, setiap hari, pelajar magang hilir mudik di lingkungan Kongres menyampaikan surat dan dokumen yang tak terhitung jumlahnya kepada anggota, komite dan kantor kepemimpinan," kata kedua pimpinan ini dalam sebuah surat kepada anggota DPR, yang disampaikan melalui surat elektronik.
Kini, Boehner dan Pelosi menilai, anak magang kurang bermanfaat. Keputusan menutup program ini berdasarkan dua realitas yaitu perubahan teknologi yang mengurangi kebutuhan pelajar magang dan biaya program yang tinggi sulit untuk dibenarkan mengingat manfaatnya tidak signifikan bagi DPR.
Program yang bertujuan memberikan pengalaman aktivitas pemerintahan kepada kaum non-partisan ini pernah menimbulkan skandal seksual. Pada 1983, anggota DPR dari Partai Republik Dan Crane dikecam karena hubungan seksualnya dengan perempuan magang.
Pada tahun yang sama, anggota DPR dari Partai Demokrat Gerry Studds juga terlibat hubungan seksual, namun dengan pria magang. Yang terkini terjadi pada 2006, yang membuat anggota DPR dari Partai Republik Mark Foley mengundurkan diri. Dia ketahuan mengirimkan surat elektronik dengan konten seksual kepada mantan pelajar pria magang. Demikian seperti dikutip dari AP, Selasa (9/8/2011).
Pelajar magang memang diperlakukan istimewa. Program ini berlaku untuk semua pelajar di 50 negara bagian di Amerika. Selama menjalankan tugasnya, mereka menerima bayaran yang lumayan 'besar' sebesar USD1.804 (Rp15,4) per bulan. Namun agar bisa diterima magang, mereka harus punya nilai rata-rata 3,0 dalam pelajaran inti.
Selama mengikuti program, pelajar ini mengikuti sekolah sendiri dengan mata pelajaran seperti biasa. Mereka tinggal di sebuah asrama di dekat Capitol Hill. Dalam menjalankan tugasnya, mereka mengenakan seragam hitam dan harus memiliki gaya rambut yang "sesuai untuk lingkungan bisnis".
Sementara itu, Presiden Asosiasi Alumni Pelajar Capitol Jerry Papazian mengaku terkejut dan sedih mengetahui penghentian program ini. Dia mengetahui hal ini setelah menerima surat elektronik dari Boehner. Papazian merupakan mantan pelajar magang di DPR pada 1971 dan 1972.
"(Saat itu) Nixon adalah presiden, itu sebelum Watergate. Kami mengamati sejarah dari tangan pertama," kata Papazian, yang kini bekerja sebagai managing director perusahaan konsultan manajemen di California. "Ini adalah salah satu pengalaman paling mendalam dalam hidup saya," jelasnya.
Sebelumnya, program serupa yang dijalankan di Mahkamah Agung berakhir pada 1970-an. Sementara program serupa di Senate masih berlanjut.
(rhs)