JAKARTA - Sejumlah pengamat menilai suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate dapat ditahan pada level 6,75 persen hingga akhir tahun. Hal ini melihat tekanan inflasi yang dapat dijaga dan dipertahankan di bawah level enam persen.
Kepala Ekonom BNI Ryan Kiryanto mengungkapkan, BI Rate dapat ditahan 6,75 persen hingga akhir tahun dengan melihat inflasi yang relatif terkendali. Menurut Ryan, apabila diperkirakan inflasi kumulatif (yoy) akan di bawah 5,5 persen, sangat wajar apabila BI Rate ditahan 6,75 persen hingga akhir tahun.
Sebagaimana diketahui, pada Juli 2011 inflasi month to month (mtm) tercatat sebesar 0,67 persen atau 4,61 persen secara year on year (yoy).
"Saya memang memperkirakan BI Rate akan ditahan di 6,75 persen hingga akhir tahun karena inflasi ke depan relatif terkendali," ujarnya melalui pesan singkat, Selasa (9/8/2011).
Ryan mengatakan, keputusan BI menahan BI Rate pada level 6,75 persen pada bulan ini merupakan kabar baik bagi perbankan dan sektor rill di tengah goncangan perekonomian global menyusul krisis utang AS dan Eropa. Sebagai imbas kebijakan ini, kata dia, Rupiah dan IHSG berpeluang kembali menguat.
Ryan sebelumnya menilai, BI Rate akan bertahan karena dana asing masih membanjiri pasar keuangan RI, suku bunga Rupiah tetap jauh lebih tinggi dibanding suku bunga valas lainnya, proyeksi inflasi hingga akhir tahun terkendali di bawah 5,5 persen dengan catatan tidak ada kenaikan harga BBM, dan sentimen negatif untuk USD dan euro setelah jatuhnya perekonomian AS dan Eropa.
Sementara, Ekonom UGM Tony Prasentiantono menilai, suku bunga acuan sebesar 6,75 persen masih atraktif bagi investor asing sehingga hal ini bisa menahan tidak terjadinya capital outlflow (penarikan dana keluar). Hal ini didukung tingkat inflasi yang secara year to date (ytd) sebesar 1,47 persen dan secara year on year (yoy) 4,61 persen.
"Inflasi ini masih cukup rendah, akhir tahun diperkirakan di bawah enam persen sehingga BI Rate 6,75 persen sangat memadai," ujarnya.
Pada akhirnya, sambung Tony, bagi para debitur atau pengusaha suku bunga sekarang masih terjangkau. Artinya dengan BI Rate 6,75 persen dan suku bunga sekira sembilan persen atau 10 persen, memberi ruang bagi bank untuk melakukan ekspansi kredit.
BI juga mengungkapkan penyaluran kredit untuk pembiayaan kegiatan perekonomian terus berlanjut, tercermin pada pertumbuhan kredit yang hingga akhir Juli 2011 mencapai 23,6 persen (yoy).
"Saya perkirakan tahun ini pertumbuhan kredit bisa mencapai 25-26 persen. Ini cukup untuk mendorong pertumbuhan ekonomi 6,5 persen atau 6,6 persen," ungkapnya.
(Erichson Sihotang /Koran SI/ade)