JAKARTA - Pada semester pertama tahun 2011 ini, pertumbuhan sektor pengolahan industri non-migas mencapai 6,61 persen. Angka tersebut melebih angka pertumbuhan ekonomi yakni 6,49 persen.
Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian Dedi Mulyadi menyatakan, persentase tersebut setara dengan Rp144,75 triliun. "Pertumbuhan pada triwulan II tahun ini meningkat secara signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni 5,12 persen," kata Dedi di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Jumat (5/8/2011).
Dedi mengklaim, prestasi sektor pengolahan industri non-migas ini didukung oleh pertumbuhan positif sembilan cabang industri non-migas. Pertumbuhan industri logam dasar, besi, dan baja, mencapai 15,48 persen.Industri makanan, minuman, dan tembakau menyumbang 9,34 persen; industri tekstil, barang kulit, dan alas kaki 8,03 persen; serta industri barang kayu dan hasil hutan lainnya 3,01 persen.
"Secara keseluruhan, hasil tersebut cukup menggembirakan karena pertumbuhan sektor industri barang kayu pada beberapa tahun sebelumnya bernilai negatif," ujar Dedi.
Sektor perindustrian menyumbang 1,6 persen dari total 6,49 persen pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jumlah tersebut sama dengan yang disumbangkan oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran.
"Sementara, sektor pengangkutan dan komunikasi menyumbang satu persen, serta sektor lainnya menyumbang di bawah satu persen pada pertumbuhan ekonomi kita," imbuhnya.
Dedi menilai, untuk menjaga nilai pertumbuhan industri non-migas diperlukan iklim investasi yang kondusif dan meminimalkan biaya ekonomi tinggi melalui akselerasi pembangunan infrastruktur dan hilirisasi.
(wdi)