Jumat, 12 Agustus 2011
Ban Ki-moon menghimbau semua pihak agar berhati-hati dalam tindakan mereka, untuk meminimalisir jatuhnya lagi korban warga sipil.
Foto: AP
Serangan udara NATO menghancurkan permukiman warga sipil di kota Zlitan, Libya barat (5/8).
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyatakan keprihatinan mengenai jumlah warga sipil yang tewas dalam konflik yang terus berlangsung di Libya antara para pejuang pemberontak dan orang-orang yang setia kepada pemerintah.
Dalam pernyataan hari Kamis, sekretaris jenderal itu menghimbau semua pihak agar "sangat berhati-hati dalam tindakan mereka, untuk meminimalisir jatuhnya lagi korban warga sipil." Ban juga mengatakan bahwa "gencatan senjata yang berhubungan dengan proses politik" adalah satu-satunya cara yang dapat dijalankan untuk mencapai perdamaian di Libya.
NATO mulai melancarkan serangan udara terhadap pemimpin Libya Moammar Gaddafi bulan Maret, mendukung pemberontak Libya yang telah bertempur melawan 42 tahun pemerintahan otoriternya sejak bulan Februari
Sebelumnya minggu ini, pimpinan badan kebudayaan PBB, UNESCO, mengeritik serangan NATO bulan lalu terhadap sarana televisi nasional Libya yang menyebabkan 3 orang tewas. Direktur UNESCO Irina Bokova mengatakan media berita seharusnya tidak menjadi sasaran dalam tindakan militer.
Para pejabat NATO membenarkan pengeboman itu, dengan mengatakan siaran televisi itu digunakan untuk menghasut dilakukannya penyerangan oleh orang-orang pro Gaddafi, dan bahwa resolusi Dewan Keamanan PBB menghendaki NATO menggunakan semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi kaum sipil.
* Harus Dilengkapi Dengan mengisi formulir ini, Anda setuju: Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sebelum mempublikasikannya. Tidak semua komentar akan kami publikasi. VOA berhak menggunakan komentar Anda dalam semua cabang siaran VOA. Syarat Perjanjian