TEMPO Interaktif, Jakarta - Rapat perdana Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan digelar pada Kamis, 4 Agustus 2011, di kantor KPK. Pada tahap pertama rapat itu komite akan mengidentifikasi masalah.
"Agenda khusus rapat pertama Komite Etik adalah mengindentifikasi masalah, menginventarisasi masalah, termasuk berita dari kawan-kawan pers ataupun dari dalam," kata Ketua Komite Etik KPK Abdullah Hehamahua didampingi penasihat KPK Said Zainal Abidin saat jumpa pers di kantornya, Senin 1 Agustus 2011.
Komite Etik, kata Abdullah, juga akan menyusun jadwal pemeriksaan. "Apakah sekali sepekan, dua kali sepekan, atau maraton. Nantinya akan disesuaikan dengan Komite Etik karena mereka semua orang sibuk," katanya.
Dalam menyusun jadwal pemeriksaan, kata Abdullah, akan diputuskan yang lebih dulu diperiksa. "Apakah orang dalam KPK dulu atau orang luar dulu. Apakah yang terperiksa dulu atau saksi dulu. Itu akan disepakati," ucapnya.
Nantinya Abdullah menjanjikan setiap selesai pertemuan Komite Etik akan menyampaikan hasilnya kepada publik serta memberi tahu apa saja rencana kegiatan KPK selanjutnya. "Insya Allah sebagai tanggung jawab akuntabilitas kepada publik sesuai dengan ketentuan undang-undang," ujarnya.
Komite Etik hasil perombakan kali ini didominasi unsur non-KPK. Ada empat anggota di luar KPK, yaitu mantan Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Syafi'i Ma'arif, pengamat politik dan ahli hukum Nono Anwar Makarim, dan dua unsur dari akademisi, Syahruddin Rosul asal Universitas Padjadjaran dan Marjono Reksodiputro dari Universitas Indonesia. Sedangkan dari KPK terdapat tiga orang, yaitu Abdullah Hehamahua (penasihat KPK), Said Zainal Abidin (penasihat), dan Bibit Samad Rianto (pimpinan KPK).
KPK membentuk Komite Etik Selasa pekan lalu untuk memeriksa dugaan pelanggaran etika oleh awak lembaga antikorupsi itu. Komite Etik dibentuk untuk merespons desakan publik setelah Nazaruddin mengaku pernah bertemu dengan sejumlah petinggi KPK, seperti Chandra M. Hamzah, M. Jasin, dan Ade Rahardja. Menurut dia, mereka menerima suap.
RINA WIDIASTUTI