Jakarta Batalkan Pembangunan TPST Ciangir  

Halaman ini telah diakses: Views
Juandry9
Pipes Output
Jakarta Batalkan Pembangunan TPST Ciangir  
Aug 10th 2011, 10:59

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta membatalkan rencana pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Ciangir, Kabupaten Tangerang. "Kami fokus mengolah sampah dalam kota," kata Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo di Balai Kota, Rabu, 10 Agustus 2011.

Pembatalan itu sekaligus menolak tawaran pemerintah Kabupaten Tangerang untuk ruislagh (tukar guling) tanah di Ciangir dengan tanah di Jatiwaringin untuk dijadikan TPST.

Selanjutnya, lahan 96 hektar milik pemerintah DKI Jakarta di Desa Ciangir, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang akan digunakan sesuai dengan peruntukan yang termaktub dalam Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah (RTRW) Kabupaten Tangerang. "Kalau memang peruntukannya untuk permukiman, kami jadikan itu permukiman yang dikelola BUMD," kata Fauzi.

Fauzi mengatakan, dengan dibatalkannya proyek Ciangir, pemerintah saat ini merencamakan tiga TPST dalam kota. Untuk tahap awal, pemerintah Jakarta telah mengoperasikan TPST Cakung Cilincing pada 1 Agustus 2011. TPST Cakung Cilincing menerapkan teknologi Mechanical Biological Treatment (MBT) yang mengolah sampah anorganik dengan sistem daur ulang. "Nantinya diupayakan agar ada difermentasi sampah organik untuk Bahan Bakar Gas (BBG)," katanya

TPST Cakung Cilincing berdiri di atas lahan 7,5 hektar baru mampu menampung 400 ton sampah per hari. Januari tahun depan, kata Fauzi, kapasitas pengelolaan sampah ditingkatkan hingga 600 ton. Pada Juli 2012, kapasitas sampah akan ditingkatkan menjadi 1.300 ton. "Sambil beroperasi kita tingkatkan perlahan," katanya.

Selain TPST Cakung Cilincing, pemerintah jakarta juga merencanakan pembangunan TPST Sunter. "September nanti kami lelang untuk konsesi 25 tahun," katanya. TPST Sunter menerapkan teknologi berbasis incenerator. Berdasarkan kajian Clinton Climate Initiative, incenerator dinilai dapat mereduksi sampah mencapai 90 persen, menghasilkan listrik yang tinggi, dan berpotesi mengurangi emisi gas rumah kaca.

Terakhir, kata Fauzi, akan ada rencana pembangunan TPST Marunda seluas 12 hektar. "Nantinya kita kaji akan menerapkan pengolahan seperti yang di Cakung, Cilincing, atau di Sunter," katanya.

Bila ketiga TPST ini beroperasi, kata dia, sebanyak 4.500 ton sampah DKI Jakarta dapat dikelola sendiri. "Ini dapat mengurangi beban Bantar Gebang hingga 10 tahun mendatang," katanya. Setiap hari, warga DKI Jakarta setidaknya membuang 5.500 ton sampah ke TPA Bantar Gebang.

Kepala Dinas Kebersihan Eko Bharuna mengatakan pembangunan TPST Sunter menggunakan skema kerja sama pemerintah daerah dan swasta (KPS) dalam pengadaan infrastruktur. Skema ini dipilih lantaran lahan seluas 5 hektar di Sunter dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Swasta dilibatkan untuk membangun dan mengoperasikannya," kata dia. Pola kerja samanya dengan Build, Operate, and Transfer (BOT). Langkah ini diambil agar pembangunannya tidak terlampau membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

AMANDRA MUSTIKA MEGARANI

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url