Seorang mahasiswi disuntik vaksin H1Ni untuk kempanye pencegahan flu burung di sebuah universitas di Vladivostok, Russia , (9/11). REUTERS/Yuri Maltsev
TEMPO Interaktif, Surabaya - Menteri Koodinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono berjanji segera memfasilitasi penemuan seed (bibit) vaksin flu burung oleh peneliti Universitas Airlangga agar bisa segera menjadi vaksin yang bisa dimanfaatkan.
Pernyataan ini disampaikan Agung seusai menerima secara simbolik seed vaksin flu burung (reseve genetic) untuk manusia dari Rektor Universitas Airlangga Prof Dr Fasich Apt di Rumah Sakit Tropis Infeksi (RSPTI) Unair Surabaya, Ahad, 21 Agustus 2011.
Menurut Agung, penemuan ini merupakan kebanggaan bagi Indonesia, karenanya, pemerintah berjanji segera memfasilitasi sehingga bibit vaksin ini benar-benar mampu menjadi vaksin dan bisa diperjual belikan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. "Bio Farma sudah siap untuk jadikan vaksin, ini tinggal selangkah lagi dan kami akan dukung," kata Agung, seusai menerima secara simbolik bibit vaksin.
Agung berharap, dengan dibuatnya vaksin ini di dalam negeri setidaknya akan menjadikan harga vaksin flu burung jauh lebih murah. Kedepan Agung juga berharap vaksin ini mampu untuk dijual ke luar negeri sehingga bisa membantu mengurangi wabah flu burung tidak hanya bagi Indonesia melainkan juga bagi negara lainnya.
Pemerintah sendiri mentargetkan, bibit vaksin flu burung ini dalam waktu dekat sudah bisa dijadikan vaksin. "Targetnya secepatnya, tahun ini kalau bisa," kata Agung.
Sekedar diketahui, setelah melakukan riset selama enam bulan, peneliti dari laboratorium Avian Influenza Reserarch Centre Unair Surabaya berhasil menciptakan bibit vaksin flu burung tahap akhir yang berguna bagi Manusia.
Proyek berbiaya Rp 2 miliar ini, setidaknya dikerjakan oleh para ahli biologi molekuler dari Unair yang bekerjasama dengan ahli dari Jepang. Proyek ini merupakan hasil kajian setelah peneliti menemukan 170 varian virus flu burung asli Indonesia.
FATKHURROHMAN TAUFIQ