JAKARTA - Bubble kredit automotif di perbankan Indonesia diyakini tidak akan terjadi karena perbandingan penjualan produk automotif dengan jumlah masyarakat Indonesia masih tergolong tinggi.
Managing Director OCBC Rudy N Hamdani menjelaskan, dengan adanya rasio perbandingan yang tinggi ini tidak akan membuat permintaan terhadap automotif menurun.
"Cuma kita punya populasi 240 juta orang kan, dan penjualan mobil cuma sekira 300-800 ribu," ungkap Rudy kepada wartawan di Jakarta, Senin (25/7/2011).
Dia mengatakan, risiko bubble ini bisa terjadi kalau Down Payment (DP) kendaraan tergolong rendah, dan tidak dikontrol risikonya. Ini akan menimbulkan bubble dalam kredit automotif.
Selain itu, bubble kredit automotif di Indonesia juga tidak akan terjadi karena kebiasaan masyarakat Indonesia yang suka membeli kendaraan sendiri.
"Tapi saat ini kan Indonesia orang-orangnya lebih suka beli motor dan mobil sendiri. Saya rasa demand-nya akan lebih bagus lagi," pungkasnya.
(ade)