Sunbaze, Band Shoegaze yang Pertahankan Nada Melankolis Khas Indonesia - juandry blog

Halaman ini telah diakses: Views
kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Sunbaze, Band Shoegaze yang Pertahankan Nada Melankolis Khas Indonesia
Dec 26th 2025, 15:00 by kumparanHITS

Sunbaze di Soundrenaline 2025, Asean District, Taman Kota Peruri, Minggu (21/12/2025).   Foto: Giovanni/kumparan
Sunbaze di Soundrenaline 2025, Asean District, Taman Kota Peruri, Minggu (21/12/2025). Foto: Giovanni/kumparan

Grup band asal Lampung, Sunbaze, menjadi salah satu penampil di Soundrenaline 2025. Band yang mengusung Alternative Shoegaze ini beranggotakan Iwan (Backing Vocals, Guitar), Meng (Bass), dan lyan (Lead Vocal, Guitar), Yazid (Guitar), Habibi (Drum).

Sunbaze terbentuk pada 2023 lalu. Lewat karyanya, Sunbaze mencoba memadukan setiap elemen musik rock alternative tahun '80an dan '90-an dengan sentuhan ambience pada setiap instrumen yang digunakan.

Menurut Iwan, terbentuknya Sunbaze berawal dari ketidaksengajaan. Sunbaze bermula dari keisengan para personel mereka yang ingin nge-band.

"Jadi awal mula terbentuknya Sunbaze itu dari gak sengaja sih. Dari gabut, pengin latihan studioan. Abi (Habibi) sama Yazid duluan studioan, masih kayak cover-cover gitu sih," ujar Iwan.

Habibi kemudian mengajak Meng dan Iwan untuk bergabung. Sampai akhirnya, kehadiran Iyan melengkapi formasi Sunbaze yang masih bertahan hingga saat ini.

Sunbaze di Soundrenaline 2025, Asean District, Taman Kota Peruri, Minggu (21/12/2025).   Foto: Giovanni/kumparan
Sunbaze di Soundrenaline 2025, Asean District, Taman Kota Peruri, Minggu (21/12/2025). Foto: Giovanni/kumparan

Mengenai alasan pemilihan nama, Iwan juga mengaku tak punya filosofi yang spesifik. Iwan bilang, mereka sempat kebingungan saat harus memilih nama band.

"Enggak tahu juga ya kenapa Sunbaze. Udah buat grup gitu, bingung nama band, udah kasih nama Sunbaze aja," ujar Iwan.

"Karena kepikiran kayaknya nama band tuh banyak 'Sun-Sun'-nya di depannya, yaudah Sunbaze aja," tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Iyan mengungkapkan bahwa dari awal mereka memang belum kepikiran genre apa yang akan dibawakan.

Sampai di tahun 2024, mereka baru menentukan arah band mereka dan genre apa yang bakal diusung.

"Sampai 2024 pertengahan itu masih belum tahu arahnya mau kemana, musiknya mau gimana," ujar Iyan.

"Terus di pertengahan 2024 udah bareng-bareng setuju kalau musik Sunbaze bakal mainin alternatif shoegaze," tambahnya.

Sunbaze di Soundrenaline 2025, Asean District, Taman Kota Peruri, Minggu (21/12/2025).   Foto: Giovanni/kumparan
Sunbaze di Soundrenaline 2025, Asean District, Taman Kota Peruri, Minggu (21/12/2025). Foto: Giovanni/kumparan

Menurut Iyan, My Bloody Valentine, menjadi band yang menjadi referensinya dalam bermusik. Iyan mengambil referensi melodi, tuning, noise, hingga ambience dari band tersebut.

"Dan untuk biar tetap relevan untuk anak-anak sekarang, mungkin lirik-liriknya dibuat lebih relate lagi, musiknya tidak terlalu kasar, masih bisa diterima," tutur Iyan.

Iyan sadar betul sudah banyak band beraliran shoegaze di Indonesia. Namun, Iyan menegaskan bahwa Sunbaze punya ciri khas yang menjadi keunikannya sendiri.

"Shoegaze-nya Sunbaze itu punya nada melankolis khas Indo yang melayu seperti itu. Band shoegaze lainnya biasanya lebih british atau arah Amerika, cuma Sunbaze tetap mau menguatkan melodi nada yang tetap Indo," tukasnya.

Pada pertengahan 2025 lalu, Sunbaze merilis album perdana mereka berjudul All On Your Own. Terdapat 13 track di album itu. Karya instrumental It's Not Your Fault menjadi salah satu single andalan mereka di album tersebut.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url