Prajurit TNI memuat logistik ke truk untuk didistribusikan ke daerah terdampak banjir bandang di Pangkalan Udara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Jumat (28/11/2025). Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
Seorang pria asal Langkat, Sumatera Utara, yang sebelumnya sempat mengaku diperas oknum TNI dalam sebuah video yang ramai di media sosial, akhirnya menyampaikan permintaan maaf.
Klarifikasi itu disampaikan lewat video yang diterima kumparan pada Rabu (3/12).
Dalam video tersebut, pria itu mengakui bahwa unggahan yang ia buat pada Senin (1/12) berisi penyampaian yang keliru terkait institusi TNI.
"Saya ingin mengklarifikasi benar bahwasanya saya mengunggah video pada tanggal 1 hari Senin mengatakan bahwasanya saya salah berbicara terhadap instansi TNI," ujarnya.
Ia mengatakan permintaan maaf itu dilakukan secara sadar tanpa tekanan dari pihak mana pun.
"Saya ingin meminta maaf seterusnya tanpa paksaan Instansi TNI setulus-tulus dari hati saya, karena saya terdapat komunikasi di dalam grup saya di dalam relawan bantuan itu," sambungnya.
Ia kembali menegaskan penyesalannya atas pernyataan yang telah ia sampaikan sebelumnya.
"Jadi saya ingin minta maaf sebesar-besarnya kepada instansi TNI. Mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," katanya menutup klarifikasi.
Sebelumnya, pria tersebut mengunggah video yang mengeklaim dirinya diperas oknum TNI saat meminta bantuan pengiriman logistik untuk korban banjir bandang dan longsor di Sumatera Utara. Ia menuturkan sempat bernegosiasi setelah dimintai uang, namun akhirnya batal.
Ia juga sempat menyinggung dugaan pemerasan oleh oknum DPR saat mencoba meminta bantuan lain, meski sosok yang dimaksud tidak dijelaskan. Video itu kemudian viral. Namun tak lama berselang, sudah tidak lagi dapat diakses.
Mabes TNI merespons bahwa informasi di video itu tidak benar, dan meminta agar pengakuan tersebut disertai bukti konkret.
"Mohon jangan sekadar pengakuan saja, lalu diupload dengan motivasi dan tujuan yang tidak jelas juga," ujar Kapuspen TNI Mayjen (Mar) Freddy Ardianzah, Selasa (2/12).
Satgas TNI AL berjalan masuk ke dalam KRI dr Soeharso untuk misi kemanusiaan ke wilayah terdampak bencana di Kolinamil TNI AL, Jakarta, Minggu (30/11/2025). Foto: Bayu Pratama S/ANTARA FOTO
Freddy menegaskan, laporan seharusnya dilengkapi keterangan jelas agar bisa ditindaklanjuti.
"Apabila ada pengaduan mohon disertai dengan bukti dan keterangan yang jelas, agar bisa dilakukan pengecekan kepada satuan maupun prajurit yang dimaksud," tambahnya.
Ia mengingatkan agar tidak ada tindakan provokatif atau penyebaran informasi yang memperkeruh keadaan.
Mabes TNI juga memastikan akan menindak tegas jika benar ditemukan pelanggaran oleh prajurit.
"Komitmen TNI jelas akan menindak tegas setiap bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh prajuritnya," tegas Freddy.