Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono didampingi oleh Presiden Direktur PT Nestle Indonesia Georgios Badaro meninjau area Tempat Pengelolaan Sampah Reduce Reuse-Recycle (TPS3R) Sinergi Bersih di Lenteng Agung, Jaksel, Kamis (27/11/2025). Foto: Nestle Indonesia
Nestlé Indonesia bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan WWF Indonesia berkolaborasi membangun fasilitas Tempat Pengelolaan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) Sinergi Bersih di Lenteng Agung, Jakarta Selatan dengan total area seluas 1.571 meter persegi sebagai model pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Pembangunan TPS3R Sinergi Bersih bertujuan untuk mengoptimalisasi tempat penampungan serta mendorong pengelolaan sampah dari warga sekitar yang diharapkan mampu mengurangi timbunan sampah sebesar 80% yang dikirim ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
Saat ini, pengolahan sampah di Indonesia masih menjadi tantangan besar. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), timbulan sampah Indonesia pada tahun 2023 mencapai 56,63 juta ton, namun baru 39,01% (22,09 juta ton) yang berhasil dikelola secara layak. Sebagian besar sampah masih berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) terbuka (open dumping) yang mencemari lingkungan dan tidak memenuhi standar pengelolaan modern.
Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia Georgios Badaro mengatakan, menjawab tantangan tersebut, Nestlé melalui pilar 'Good for the Planet' berkomitmen untuk berkontribusi dalam mengatasi isu prioritas, termasuk polusi plastik dan pengelolaan sampah. Strategi ini menjadi bagian penting dari upaya pertumbuhan berkelanjutan Nestlé, sekaligus memastikan perusahaan dapat terus melayani generasi konsumen di masa depan tanpa menghabiskan sumber daya alam.
"Kami menyadari bahwa untuk mengatasi isu sampah yang ada di Indonesia diperlukan kolaborasi antar lintas pemangku kepentingan. Mengusung filosofi 'Force for Good', Nestlé Indonesia menjalin kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta dan WWF Indonesia untuk membangun fasilitas TPS3R Sinergi Bersih yang berada di Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Kolaborasi ini diharapkan turut mendukung program Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan Indonesia Bebas Sampah 2029, dengan target pengurangan sampah 30% serta penanganan sampah 70% pada 2025," kata Badaro dalam keterangan tertulis yang diterima kumparanMOM, Senin (1/12).
Wakil Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Diaz Hendropriyono menyampaikan, inisiatif ini sejalan dengan program pemerintah dalam mewujudkan Indonesia Bebas Sampah 2029. Ia menyebut, TPS3R yang dijalankan oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Nestlé Indonesia, WWF Indonesia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Waste4Change, merupakan contoh baik dari kolaborasi antar lintas pemangku kepentingan dan sangat membantu menyelesaikan permasalahan sampah di Indonesia.
"Kami berharap inisiatif seperti ini dapat diperluas ke wilayah lain dalam provinsi, sehingga Jakarta dapat semakin dekat menjadi kota yang bersih, hijau, dan berkelanjutan," tutur Diaz.
Senada dengan Diaz, Direktur Kemitraan WWF-Indonesia Rusyda Deli menambahkan, WWF-Indonesia melalui program Plastic Smart Cities telah mendukung pembangunan TPS3R Sinergi Bersih dengan investasi yang mencakup perencanaan, pembangunan sarana prasarana dan penyediaan hanggar pengolahan sampah sebagai bagian dari kolaborasi multi-pihak.
"Investasi ini merupakan salah satu upaya konkret untuk menunjukkan bagaimana solusi pengelolaan sampah berbasis masyarakat dapat bekerja secara nyata di tingkat kota. Melalui TPS3R Sinergi Bersih ini, diharapkan terjadi pengurangan signifikan untuk timbulan sampah yang masuk ke TPA serta menjadi titik temu kolaborasi antara pemerintah daerah, sektor swasta, komunitas lokal yang membuktikan bahwa pendekatan lintas sektor dapat mempercepat pengurangan sampah terutama sampah plastik yang bocor ke lingkungan," kata Rusyda.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono didampingi oleh Presiden Direktur PT Nestle Indonesia Georgios Badaro meninjau area Tempat Pengelolaan Sampah Reduce Reuse-Recycle (TPS3R) Sinergi Bersih di Lenteng Agung, Jaksel, Kamis (27/11/2025). Foto: Nestle Indonesia
WWF-Indonesia melalui inisiatif Plastic Smart Cities berkolaborasi dengan beragam pemangku kepentingan untuk mencari solusi permasalahan ini dengan mendorong kota-kota untuk menerapkan pengurangan plastik sekali pakai, meningkatkan daur ulang, serta mencegah kebocoran plastik ke lingkungan.
"Kolaborasi ini merupakan langkah penting dalam mendukung ekonomi sirkular dan menekan KLH-BPLH Tegaskan Arah Baru Menuju Indonesia Bebas Sampah 2029 dalam Rakornas Pengelolaan Sampah 2025 Implementasi Permenhut P.75/2019, KLHK Apresiasi Produsen Dalam Pelaksanaan Peta Jalan Pengurangan Sampah kebocoran sampah ke lingkungan," katanya.
"Inisiatif ini adalah bagian dari komitmen WWF-Indonesia dalam mengatasi polusi plastik dan memperkuat sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan di Indonesia. Setiap program WWF-Indonesia berbasis data dan riset untuk menghasilkan solusi jangka panjang yang berdampak nyata. Kami percaya bahwa melalui kerja sama lintas sektor yang erat, Indonesia dapat bergerak lebih cepat menuju masa depan yang bebas dari sampah dan polusi plastik," tambah Rusyda.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono didampingi oleh Presiden Direktur PT Nestle Indonesia Georgios Badaro meninjau area Tempat Pengelolaan Sampah Reduce Reuse-Recycle (TPS3R) Sinergi Bersih di Lenteng Agung, Jaksel, Kamis (27/11/2025). Foto: Nestle Indonesia
Sementara itu, Founder & CEO Waste4Change M. Bijaksana Junerosano menambahkan bahwa pihaknya bertanggung jawab dalam pendampingan teknis, penyusunan SOP, serta pelatihan bagi petugas operasional di TPS3R Sinergi Bersih.
"Kami memastikan sistem pemilahan, penimbangan, dan pencatatan berjalan efisien serta sesuai standar. Pendekatan TPS3R Sinergi Bersih menekankan pentingnya pemilahan sampah sejak dari rumah tangga. Program ini juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar dan mendorong perubahan perilaku menuju pengelolaan sampah yang lebih bertanggung jawab," katanya.
Saat ini, TPS3R Sinergi Bersih memiliki kapasitas pengelolaan hingga 42 ton sampah per hari. Sampah yang masuk dari rumah tangga akan ditimbang terlebih dahulu, kemudian dialirkan ke area conveyor untuk menjalani proses pemilahan oleh operator. Terdapat tiga kategori sampah yang dipilah: sampah bernilai ekonomis yang akan dijual ke offtaker, bubur organik yang dikirim ke pembudidaya Black Soldier Fly (maggot), serta material untuk RDF yang akan dimanfaatkan oleh industri semen.
Sementara itu, sisa sampah yang tidak dapat diolah atau residu akan dibawa ke TPA Bantar Gebang. TPS3R Sinergi Bersih saat ini melayani wilayah seluas 26 RW dari empat kelurahan, yaitu Srengseng Sawah, Cipedak, Jagakarsa, Ciganjur, dan Lenteng Agung.
Melalui kolaborasi pemerintah, sektor swasta, dan organisasi lingkungan, TPS3R Sinergi Bersih diharapkan dapat menjadi model pengelolaan sampah berkelanjutan yang menginspirasi, sekaligus mendorong terciptanya lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi masyarakat.