Kolaborasi Atsiri dengan Garuda Indonesia. Foto: Atsiri
Perjalanan udara memang menawarkan banyak kenyamanan. Namun, udara kabin yang kering, tekanan yang berubah, dan ruang terbatas sering kali membuat tubuh cepat lelah dan kepala terasa pusing. Kalau sudah begitu, salah satu cara sederhana untuk menenangkan diri adalah dengan menghirup aromaessential oil. Sebab, wangi yang menenangkan mampu membantu tubuh rileks dan pikiran lebih seimbang.
Berangkat dari keyakinan ini, Rumah Atsiri Indonesia, destinasi aromatic wellness asal Tawangmangu, mengambil langkah besar dengan membawa keharuman khas Nusantara ke dalam penerbangan maskapai Garuda Indonesia.
Kolaborasi bertajuk "Wangi Mengudara" ini menjadi bentuk nyata visi Rumah Atsiri untuk memperkenalkan kekayaan aroma Indonesia ke khalayak yang lebih luas. Hal ini sejalan dengan cita-cita Rumah Atsiri yang ingin menjadikan aromatik Nusantara sebagai kebanggaan bangsa.
"Sejak awal kami memiliki visi untuk menjadikan aromatik Nusantara sebagai kebanggaan bangsa. Tapi sebelum menjadi kebanggaan, tentu harus dikenal oleh bangsanya sendiri. Karena itu, kami ingin berkolaborasi dengan brand dan transportasi," ujar Natasha Clairine, Founder Rumah Atsiri Indonesia.
Gayung bersambut, maskapai pelat merah Garuda Indonesia juga baru saja meluncurkan pesawat special livery "From Nature to Future" (registrasi PK-GFX), yang membawa pesan keberlanjutan dan kepedulian terhadap lingkungan. Visi ini pun dirasa sejalan dengan semangat Rumah Atsiri.
"Pesawat ini mengusung konsep keberlanjutan yang sama dengan Rumah Atsiri," ungkap Vanny Prihatiningsih, Inflight Service Group Head Garuda Indonesia.
Pengalaman mengudara dengan wewangian Nusantara
Gift ekslusif untuk penumpang Garuda. Foto: Atsiri
Kolaborasi antara kedua brand ini melahirkan pengalaman penerbangan yang berbeda. Seluruh kabin pesawat Garuda Indonesia akan dipenuhi oleh aroma dari dua produk unggulan Rumah Atsiri: varian 1963 Reed Diffuser dengan aroma serai yang menenangkan, serta varian 1941 Eau de Parfum dengan aroma nilam yang membumi dan memberi rasa hangat.
Tidak hanya itu, kolaborasi ini juga diwujudkan lewat desain eksklusif pada multiuse headrest cover yang mempercantik kabin sekaligus menambah kenyamanan selama penerbangan.
Penumpang akan mendapatkan diskon spesial untuk berbelanja di Atsiri. Serta mendapatkan essential oil yang memiliki aroma khas Nusantara.
Menilik sejarah wangi nilam, ingredient yang hadir di parfum mahal
Sejarah dibalik Eau de Parfum 1941. Foto: Atsiri
Ada cerita menarik dari kolaborasi ini. Varian 1941 Eau de Parfum ternyata dipilih karena punya nilai sejarah. Angka 1941 merupakan tahun ketika nilam (patchouli) pertama kali diekspor dari Indonesia ke dunia. Seperti diketahui, nilam juga menjadi salah satu bahan utama di berbagai parfum mewah dunia.
"Di setiap parfum mahal, salah satu ingredients yang selalu ada itu adalah paculi alias nilam. Dan bahan ini merupakan essential oil yang tidak bisa disintesiskan," ungkap Natasha.
Menariknya, nilam yang digunakan oleh para perfumer global justru berasal dari Indonesia. Natasha bercerita, saat mengunjungi berbagai pameran aroma di luar negeri, dirinya kerap menemukan patchouli oil yang diklaim berasal dari Sumatra. Oleh karena itu , ia ingin kembali mengenalkan keharuman khas tersebut kepada masyarakat dalam negeri.