Ilustrasi perempuan yang khawatir dengan kondisi kulitnya. Foto: siro46/Shutterstock
Penelitian terbaru Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap bahwa air hujan di Jakarta dan 17 kota lain di Indonesia mengandung partikel mikroplastik. Partikel ini berasal dari aktivitas manusia di wilayah perkotaan dan kini menjadi ancaman baru bagi kesehatan lingkungan serta tubuh manusia.
Menurut peneliti BRIN, Muhammad Reza Cordova, mikroplastik ditemukan dalam setiap sampel air hujan di Jakarta. Bentuknya berupa serat sintetis dan fragmen kecil plastik seperti poliester, nilon, polietilena, dan polipropilena.
Fenomena ini terjadi karena partikel plastik di udara ikut terbawa angin dan turun kembali bersama hujan dan dikenal sebagai proses atmospheric microplastic deposition (AMC).
Partikel mikroplastik bisa menempel dan masuk lewat pori-pori
Ilustrasi pori-pori pada kulit perempuan. Foto: WHANJEED/Shutterstock
Ukuran mikroplastik yang sangat kecil memungkinkan partikel ini menempel di permukaan kulit. Dalam kondisi tertentu, terutama bila ada luka atau pori terbuka, partikel dapat masuk lebih dalam.
Menurut dr. Matahari Arsy Harum Permata, Sp. KK, mikroplastik berukuran 100 nanometer hingga 1 milimeter memang lebih sulit menembus kulit, tetapi masih bisa masuk ke folikel rambut dan kelenjar keringat.
"Nah, bila mikroplastik ini ditempeli atau jadi pembawa partikel-partikel toksik lain atau polutan yang ukurannya nano, nah si nano ini setelah dia masuk ke folikel rambut, ke kelenjar keringat, dia itu bisa masuk lebih dalam. Jadi, dia bisa sebagai pembawa (carrier)," ujarnya.
Paparan mikroplastik dapat melemahkan lapisan pelindung kulit
Ilustrasi pori-pori pada kulit perempuan. Foto: ARTFULLY PHOTOGRAPHER/Shutterstock
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik dan partikel plastik berukuran sangat kecil dapat mengganggu lapisan pelindung kulit yang menjaga kelembapan dan kekuatan kulit. Dalam percobaan laboratorium, paparan partikel plastik terbukti bisa membuat lapisan lemak pelindung kulit menjadi tidak stabil, terutama pada kadar tinggi.a
Saat menempel di kulit, partikel ini dapat merangsang sistem kekebalan tubuh untuk bereaksi berlebihan, sehingga muncul peradangan. Akibatnya, kulit jadi lebih sensitif, mudah iritasi, dan sulit mempertahankan kelembapan alami.
dr. Matahari mengatakan biasanya paparan mikroplastik ini memiliki dampak tidak langsung.
"Karena sebenarnya mikroplastik sendiri ini sifatnya jadi lebih sebagai carrier atau pembawa bila misalnya ada polutan atau zat kimia toksik yang terbawa oleh si mikroplastik ini maka bisa jadi menimbulkan iritasi atau peradangan kulit," kata dr. Matahari.
Beberapa studi menemukan bahwa partikel mikroplastik dapat menyebabkan stres oksidatif, yaitu kondisi ketika jumlah radikal bebas meningkat dan merusak sel kulit. Kondisi ini memicu peradangan dan mempercepat penuaan dini.
Beberapa penelitian menemukan bahwa partikel mikroplastik bisa memicu stres oksidatif, yaitu kondisi ketika sel kulit terlalu banyak terpapar radikal bebas. Bila dibiarkan, kondisi ini dapat mempercepat kerusakan sel dan menimbulkan tanda penuaan dini seperti kulit kusam, kering, atau muncul garis halus.
Mikroplastik bisa mengganggu keseimbangan alami kulit
Ilustrasi pori-pori pada kulit perempuan. Foto: aslysun/Shuttterstock
Selain merusak lapisan pelindung kulit, mikroplastik juga bisa mengganggu keseimbangan bakteri baik yang hidup di permukaan kulit. Bakteri-bakteri ini sebenarnya berfungsi menjaga kulit tetap sehat dan terlindung dari kuman penyebab penyakit.
Kalau keseimbangan ini terganggu, kulit bisa menjadi lebih mudah berjerawat, kering, atau iritasi. Sejumlah penelitian juga menemukan bahwa gangguan ini bisa memicu peradangan di tubuh karena adanya reaksi berantai dari sistem imun.
Paparan berlebihan bisa berdampak lebih serius
Ilustrasi mikroplastik di pantai. Foto: Shutterstock
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa mikroplastik berukuran sangat kecil dapat masuk ke dalam jaringan tubuh, mengganggu fungsi sel, bahkan menyebabkan kerusakan DNA. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa meningkatkan risiko gangguan kulit hingga potensi kanker.
Partikel plastik juga dapat membawa zat kimia berbahaya seperti logam berat dan polutan dari udara, sehingga dampaknya pada kulit bisa lebih besar. Karena itu, para ahli menilai paparan mikroplastik perlu diwaspadai, terutama di lingkungan perkotaan.
Dampak mikroplastik bisa dicegah dengan langkah sederhana
Ilustrasi perempuan cuci muka. Foto: Shutterstock
Mikroplastik kini hadir di udara, air hujan, hingga produk kosmetik. Karena itu, penggunaan plastik sekali pakai perlu dikurangi dan kulit perlu dilindungi dengan kebersihan yang baik.
Menjaga kulit tetap sehat dapat dimulai dari hal sederhana, seperti membersihkan wajah setelah terkena air hujan dan memilih produk perawatan yang tidak mengandung mikroplastik.
"Tapi tidak menjamin 100% mikroplastiknya bersih ya, sama aja seperti makeup atau minyak yang kalau misalnya sudah terperangkap di dalam saluran-saluran di kulit nggak 100% (terangkat), kadang masih ada yang ketinggalan," ujar dr. Matahari.