Agen telur di Swadaya I Tanjung Barat. Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
Telur adalah bahan makanan serbaguna yang hampir selalu ada di dapur setiap keluarga. Selain murah dan mudah diolah, telur juga kaya akan protein dan lemak sehat yang penting untuk tumbuh kembang anak. Namun ternyata, tidak semua telur punya kualitas yang sama, lho, Moms.
Tapi tenang saja, Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University, Prof. Dr. Ir. Niken Ulupi, MS, membagikan cara mudah mengenali telur yang berkualitas bahkan hanya dengan melihat dari luarnya saja.
Ciri Telur Berkualitas dari Bentuk dan Cangkangnya
Telur Ayam. Foto: Nuzul Azwir/Shutterstock
Menurut Prof. Niken, cara memilih telur berkualitas bisa dilihat dari bentuk dan ketebalan cangkangnya.
"Telur yang oval sempurna, terasa berat saat dipegang, dan cangkangnya kuat menandakan telur tersebut baik dan segar." Kata Prof. Dr. Ir. Niken Ulupi, MS, kepada kumparanMOM (22/10)
Meskipun bentuk dan cangkang tidak menentukan nilai gizi, pemilihan telur dengan ciri-ciri tersebut bisa menjadi panduan praktis bagi pembeli.
"Yang terlihat dari luar itu tidak mencerminkan nilai gizi dari telurnya. Tapi kalau kualitasnya bagus, telur fresh, saat dipecahkan putih telurnya akan kental," jelas Prof. Niken.
Sebaliknya, telur dengan ujung terlalu runcing atau tekstur cangkang yang kasar sebaiknya dihindari, karena bisa menandakan induk ayam pernah mengalami infeksi. Meski belum tentu berbahaya, telur seperti ini sebaiknya tidak dipilih untuk konsumsi harian.
Prof. Niken juga menekankan pentingnya memilih telur yang bersih secara alami.
"Telur yang bersih alami itu menandakan manajemen peternakannya baik. Kalau terlalu kotor, bisa jadi tempat menempelnya bakteri," jelasnya
Warna Cangkang Tidak Menentukan Gizi
Telur ayam yang dijual di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur. Foto: Argya D. Maheswara/kumparan
Banyak orang mengira telur cokelat lebih bergizi daripada telur putih. Padahal, menurut Prof. Niken, warna cangkang sama sekali tidak berpengaruh pada nilai gizi telur.
Warna cangkang hanya ditentukan oleh pigmen alami dari ayam, bukan oleh kandungan kalsium atau protein di dalamnya. Jadi, baik telur putih maupun cokelat, kandungan gizinya tetap sama.
"Nilai gizi telur itu sudah ditentukan secara genetik. Selama telur terbentuk sempurna, artinya kandungan gizinya sudah cukup," ujarnya.
Namun, warna cangkang yang tidak merata bisa menandakan adanya gangguan saat proses pembentukan cangkang atau paparan virus. Meskipun tidak selalu berbahaya, telur seperti ini sebaiknya dihindari.
Cara Menyimpan Telur yang Baik
Telur di kulkas. Foto: Shutterstock
Selain cara memilih, penyimpanan juga berpengaruh pada kualitas dan keamanan telur. Menurut Prof. Niken, telur paling baik disimpan di suhu dingin, seperti di dalam kulkas.
"Di kulkas, telur bisa bertahan hingga satu bulan tanpa penurunan kualitas yang signifikan." kata Prof. Niken.
Suhu dingin membantu memperlambat aktivitas bakteri penyebab pembusukan.
"Pada suhu dingin, patogen akan 'tidur', sehingga perkembangan bakteri berhenti karena suhunya tidak sesuai untuk metabolisme mereka," jelasnya.
Kalau disimpan di suhu ruang, sebaiknya tidak lebih dari tiga minggu. Letakkan di tempat yang sejuk, tidak dekat dengan kompor, dan jauh dari bahan beraroma kuat seperti durian. Sebab, telur mudah menyerap bau di sekitarnya.
Masak Telur Hingga Matang untuk Keamanan
Moms, telur setengah matang memang terlihat menggoda, tapi mengkonsumsinya bisa berisiko jika tubuh sedang tidak dalam kondisi prima.
Karena cangkang telur memiliki pori-pori halus , hal ini memungkinkan bakteri seperti Salmonella atau E. coli masuk ke dalam telur.
"Kalau tubuh kita sedang sehat, paparan bakteri bisa diatasi. Tapi kalau imunitas sedang turun, risikonya meningkat," ujar Prof. Niken.
Karena itu, sebaiknya telur dimasak hingga matang sempurna, Moms. Untuk menghindari bakteri masuk kedalam tubuh dan menyebabkan penyakit.