Psikolog: Ini Cara Mengajarkan Anak Tetap Tenang saat Diejek. Foto: Shutter Stock
Seorang ibu dengan akun Instagram @fitrisaid_ membagikan momen mengharukan sekaligus inspiratif, saat putrinya sedang mempraktikkan cara merespons ejekan teman dengan sikap tenang.
Dalam video tersebut, sang anak menunjukkan ekspresi tenang dan kata-kata yang tidak menyinggung, seolah ingin menunjukkan bahwa tidak semua ejekan harus dibalas dengan emosi.
Ya Moms, meski begitu, respons seperti ini tentu tidak bisa ditunjukkan anak begitu saja. Lalu, bagaimana sebenarnya sikap tenang ini bisa terbentuk? Dan peran apa yang yang bisa orang tua lakukan untuk anak?
Menurut Psikolog Klinis, Raden Mutiara Puspa Wijaya, M.Psi., Psikolog, anak-anak memang sering menghadapi ejekan dari teman sebaya. Sehingga, wajar jika mereka merasa sedih, marah, atau bingung. Tapi, yang jauh lebih penting adalah membekali anak dengan rasa percaya diri dan keterampilan sosial yang cukup, agar ejekan tidak meruntuhkan harga dirinya.
Cara Membekali Anak Hadapi Ejekan Teman dengan Percaya Diri
Agar anak mampu menghadapi situasi seperti ini dengan tenang, orang tua dapat memulainya dari hal-hal berikut:
1. Mengenal diri sendiri
Ajari anak untuk mengenal kelebihan dan kualitas positif dalam dirinya. Ini bisa dimulai dari ucapan-ucapan sederhana seperti, "Kamu itu punya senyum yang bikin orang lain senang," atau "Mama bangga kamu berani mencoba hal baru."
Jadi, fokuskan pada karakter dan usaha anak, bukan sekadar penampilan atau hasil.
Ilustrasi ibu dan anak. Foto: Getty Images
2. Melatih respons sederhana
Ajari anak cara merespons ejekan secara singkat dan tidak memancing konflik. Seperti "Itu pendapat kamu, tapi aku suka diriku sendiri" atau bisa dengan cukup tersenyum dan pergi.
3. Tunjukkan teladan
Orang tua bisa mencontohkan bagaimana menghadapi komentar negatif tanpa tersulut emosi, misalnya dengan tetap tenang atau mengalihkan pembicaraan. Sebab, apa pun respons anak pasti itu adalah cerminan dari bagaimana orang tua merespons kritik dari orang lain terhadap mereka.
Ilustrasi anak bersama ayah dan ibu. Foto: Shutter Stock
4. Latihan validasi diri
Selain memberi respons sederhana, anak juga perlu belajar memvalidasi dirinya sendiri. Caranya? Cukup berdiri di depan kaca dan ucapkan afirmasi positif, seperti:
-"Aku cantik."
-"Aku berani."
-"Aku sopan."
-"Aku pintar."
"Latihan ini membantu anak menanamkan keyakinan bahwa nilai dirinya tidak ditentukan oleh komentar orang lain, melainkan dari penerimaan terhadap dirinya sendiri. Dengan begitu, anak lebih siap menghadapi ejekan tanpa merasa rendah diri," tutur Mutiara kepada kumparanMOM, Selasa (23/9).
Ilustrasi ibu dan anak. Foto: Shutterstock
Penting pula bagi orang tua untuk mengajarkan anak tetap tenang dengan regulasi emosi yang tepat serta membantu anak mengoptimalkan potensi dirinya. Dengan cara ini, fondasi kepercayaan diri anak akan semakin kuat, Moms.