OpenAI tengah menyiapkan langkah awal untuk penawaran umum perdana (IPO) yang dapat menilai perusahaan hingga USD1 triliun, menurut tiga sumber yang mengetahui rencana tersebut. Jika rencana ini terealisasi, OpenAI bisa menjadi salah satu IPO terbesar sepanjang sejarah.
Mengutip Reuters pada Jumat (31/10), OpenAI diperkirakan dapat mengajukan dokumen ke otoritas sekuritas pada paruh kedua tahun 2026.
Perusahaan diperkirakan akan mencari pendanaan sedikitnya USD 60 miliar, meski angka dan waktunya bisa berubah tergantung pada pertumbuhan bisnis serta kondisi pasar.
Direktur Keuangan OpenAI, Sarah Friar, disebut menargetkan pencatatan saham pada 2027, tetapi beberapa penasihat memperkirakan proses tersebut dapat dipercepat menjadi akhir 2026.
"IPO bukan fokus kami, jadi kami tidak mungkin bisa menetapkan tanggalnya. Kami membangun bisnis yang tahan lama dan memajukan misi kami sehingga semua orang mendapat manfaat dari AGI," ujar juru bicara OpenAI.
Persiapan ini menandai babak baru bagi OpenAI setelah menyelesaikan restrukturisasi besar yang mengurangi ketergantungannya pada Microsoft.
Dengan valuasi saat ini sekitar USD 500 miliar, perusahaan dikabarkan tengah menghadapi tekanan untuk memperkuat pendanaan demi mendukung rencana CEO OpenAI Sam Altman membangun infrastruktur AI bernilai triliunan dolar.
Dalam keterangannya pada Selasa (28/10), Altman mengakui IPO adalah opsi paling realistis untuk memenuhi kebutuhan modal besar di masa depan.
CEO OpenAI, Sam Altman. Foto: John Macdougall/AFP
"Saya rasa cukup adil untuk mengatakan bahwa ini adalah jalur yang paling mungkin bagi kami, mengingat kebutuhan modal yang kami miliki," katanya.
Pendapatan tahunan OpenAI diperkirakan mencapai USD 20 miliar pada akhir tahun ini, namun kerugian perusahaan juga meningkat seiring ekspansi agresif di sektor AI.
OpenAI sendiri telah mengalami beberapa kali perubahan struktur. Setelah berdiri sebagai organisasi nirlaba pada 2015, perusahaan kini dikendalikan oleh lembaga nirlaba baru bernama OpenAI Foundation, yang memiliki 26 persen saham di OpenAI Group dan berhak mendapatkan tambahan saham bila target bisnis tercapai.
Restrukturisasi tersebut juga membuat yayasan menjadi pemegang saham penting dalam kesuksesan finansial perusahaan. Microsoft tetap menjadi salah satu investor utama dengan kepemilikan sekitar 27 persen saham setelah menggelontorkan dana sebesar USD 13 miliar. Investor lain termasuk SoftBank, Thrive Capital, dan MGX dari Abu Dhabi.
Rencana IPO OpenAI muncul di tengah euforia saham berbasis kecerdasan buatan di pasar global. Tahun ini, perusahaan cloud AI CoreWeave mencatatkan sahamnya di bursa dengan valuasi USD 23 miliar dan kini telah melonjak hampir tiga kali lipat. Sementara itu, Nvidia mencatat sejarah sebagai perusahaan pertama yang menembus kapitalisasi pasar USD 5 triliun.
IPO terbesar dalam sejarah adalah IPO Saudi Aramco, yang berlangsung pada Desember 2019. Saudi Aramco awalnya berhasil mengumpulkan USD 25,6 miliar dengan menjual 3 miliar saham, dan angka ini meningkat menjadi USD 29,4 miliar setelah tambahan 450 juta saham dijual.
Pencapaian ini melampaui rekor IPO sebelumnya oleh Alibaba pada tahun 2014, yang mengumpulkan USD 21,8 miliar pada awalnya dan USD 25 miliar termasuk penjualan saham tambahan.
Saudi Aramco adalah perusahaan energi dan salah satu perusahaan terbesar di dunia, serta memilih untuk mencatatkan saham di Bursa Saham Saudi tanpa mencatatkan di luar negeri, sehingga kendali utama tetap dimiliki oleh investor domestik.