Seorang ibu dengan akun TikTok @rkroasia membagikan kisah menyentuh tentang perjuangannya bersama suami untuk memiliki anak. Ia sempat hamil 3 kali, namun dua yang pertama berakhir dengan keguguran.
Pada kehamilan ketiga, meski sempat mengalami pendarahan, akhirnya si kecil lahir dengan sehat dan selamat.
Menanggapi hal tersebut, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Dinda Derdameisya, Sp.OG, menjelaskan bahwa dua kali keguguran sudah termasuk dalam kategori keguguran berulang, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mencari penyebabnya.
"Kalau sudah pernah dua kali, sudah bisa dibilang keguguran berulang, ya pasti harus ada yang diperbaiki dari tubuh ibunya," ucap dr. Dinda kepada kumparanMOM, Selasa (21/10).
Ilustrasi Keguguran. Foto: Shutter Stock
Ia menambahkan, langkah pertama yang biasanya dilakukan adalah pemeriksaan darah atau screening untuk mendeteksi adanya infeksi, gangguan pembekuan darah, atau penyakit autoimun yang bisa memengaruhi kehamilan.
"Itu yang harus diperhatikan dulu. Ada masalahnya di mana, itu yang satu-satu harus dirunut dulu," imbuhnya.
Jika ditemukan penyebabnya, maka penanganan dilakukan sesuai kondisi. Misalnya mengobati infeksi, berkonsultasi dengan dokter imunologi jika ada autoimun, atau memperbaiki status gizi dan mikronutrisi seperti zat besi, serta vitamin D.
"Sebaiknya diperiksakan dulu. Kemudian diprogram yang baik, direncanakan kehamilannya. Jika memang ada infeksi, harus diobati, harus ditangani. Tergantung dari jenis infeksinya, apakah virus, apakah bakteri," ucap dr. Dinda.
Tubuh Ibu Perlu Waktu Pulih Sebelum Program Hamil Lagi
Ilustrasi wanita keguguran. Foto: Motortion Films/Shutterstock
dr. Dinda juga menyarankan agar pasangan sebaiknya tidak terburu-buru untuk mencoba hamil kembali. Ia menjelaskan agar memberi jeda sekitar tiga bulan sebelum merencanakan kehamilan berikutnya.
Waktu ini penting untuk memberi kesempatan bagi tubuh ibu memulihkan diri, memperbaiki kondisi kesehatan. Serta mempersiapkan rahim dan nutrisi agar kehamilan selanjutnya bisa berlangsung lebih sehat, kuat, dan aman bagi ibu maupun janin.
"Dalam masa itu, tubuh ibu dapat dipulihkan dan dipersiapkan dengan optimal agar kehamilan selanjutnya berjalan lebih sehat dan aman," tegasnya.