Seorang ibu dengan akun Instagram @nabilah.daily membagikan video anak sulungnya yang masih balita. Ternyata, si sulung mencubit adiknya yang masih bayi hingga meninggalkan bekas kuku dan membuat adiknya menangis.
Momen seperti ini memang bisa bikin orang tua kaget dan panik. Tapi, apakah perilaku seperti ini perlu dikhawatirkan?
Menurut Psikolog Klinis, Raden Mutiara Puspa Wijaya, M.Psi., Psikolog, kasus seperti ini sangat umum terjadi, terutama pada balita yang sedang belajar beradaptasi dengan kehadiran adik baru di keluarga.
"Perilaku seperti mencubit, menjahili, atau mendorong adik tidak selalu berarti 'nakal', melainkan sinyal bahwa sistem emosional dan regulasi perilaku anak belum matang sepenuhnya. Otak mereka masih berkembang dan belum matang," ungkap Mutiara saat dihubungi kumparanMOM, Kamis (9/10).
Alasan Balita Suka Mencubit Adiknya
Ada beberapa kemungkinan penyebab yang wajar secara perkembangan tentang perilaku balita yang suka mencubit adiknya, apa saja?
-Respons Emosional pada Perubahan
Ilustrasi ibu punya anak bayi dan balita. Foto: GOLFX/Shutterstock
Balita bisa merasa bingung, kesal, atau bahkan cemburu karena perhatian yang sebelumnya ia terima kini terbagi dengan adik bayinya. Tapi bisa juga karena ia merasa penasaran atau ingin bermain, hanya belum tahu cara yang tepat.
-Eksplorasi Sensori
Kadang, balita mencubit bukan karena niat menyakiti, melainkan ingin tahu. Misalnya, 'Kenapa kulit adik lembut?' atau 'Apa yang terjadi kalau aku pencet sedikit?'
"Ia mencubit bukan karena niat menyakiti, tapi karena penasaran terhadap sensasi kulit bayi yang lembut atau reaksinya," tuturnya.
Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua?
Mutiara menekankan bahwa kunci utama adalah pengawasan, pemahaman usia perkembangan, dan pengalihan perilaku secara positif. Berikut beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan orang tua, yakni:
1. Awasi Interaksi Secara Dekat
Ilustrasi bayi dan balita. Foto: MIA Studio/Shutterstock
Jangan biarkan anak-anak hanya berdua tanpa pengawasan dalam satu ruangan, bahkan hanya sebentar.
2. Arahkan Interaksi dengan Aman
Daripada mengatakan 'Jangan cubit adik!', Anda bisa menunjukkan cara menyentuh yang benar, misalnya 'Kakak mau sentuh adik? Yuk, usap lembut begini ya'. Serta ajarkan dengan contoh langsung agar anak belajar melalui pengalaman fisik.
3. Libatkan Kakak dalam Merawat Adik
Selain itu, buat anak merasa berperan, bukan tersisih, seperti 'Tolong ambilkan selimut buat adik, yuk!' atau 'Nyanyi bareng biar adik tenang, ya.'
4. Respons dengan Kalimat yang Positif dan Konkret