Anak Tantrum di Acara Resmi? Coba Terapkan Co-Regulation, Moms! - juandry blog

Halaman ini telah diakses: Views
kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Anak Tantrum di Acara Resmi? Coba Terapkan Co-Regulation, Moms!
Oct 1st 2025, 10:05 by kumparanMOM

 Ilustrasi orang tua dan balita tantrum. Foto: MIA Studio/Shutterstock
Ilustrasi orang tua dan balita tantrum. Foto: MIA Studio/Shutterstock

Seorang ibu dengan akun Instagram @hilfilizzia membagikan momen ketika ia harus tetap tenang menghadapi anaknya yang sedang meluapkan emosi di tengah acara keluarga. Saat sang ayah mendapat tugas mengantar mempelai ke pelaminan dalam prosesi akad nikah, si kecil tiba-tiba ingin ikut berjalan bersama ayahnya.

Namun, karena situasi tak memungkinkan, keinginannya pun ditolak. Tak terima, anak itu langsung menangis di tengah keramaian. Dengan sigap, sang ibu membawanya ke kamar mandi untuk menenangkan diri.

Apa Itu Emotion Co-regulation?

Moms, menurut Psikolog Klinis Anak Rumah Dandelion, Rizqina Ardiwijaya, tindakan sang ibu dalam video di atas merupakan contoh dari emotion co-regulation. Yakni proses ketika anak yang belum mampu mengatur emosinya sendiri.

"Jadi mereka butuh meminjam ketenangan dari orang dewasa," ujar Rizqina kepada kumparanMOM, Kamis (18/9).

Langkah-Langkah Menghadapi Anak yang Emosi

Ilustrasi orang tua dan balita tantrum. Foto: BaLL LunLa/Shutterstock
Ilustrasi orang tua dan balita tantrum. Foto: BaLL LunLa/Shutterstock

Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan orang tua saat menghadapi anak tantrum di tempat umum:

1. Tenangkan Diri Sendiri Terlebih Dahulu

Anak akan merespons ekspresi dan energi dari orang tuanya. Jika kita tenang, anak merasa aman.

2. Validasi Emosi Anak

Sebaiknya, bukan memarahi atau menyuruh diam, tapi akui perasaannya. Misalnya, "Iya, sedih ya? Bunda tahu kamu sedih karena gak bisa ikut ayah."

3. Berikan Ruang untuk Mengekspresikan Emosi

Anak boleh menangis, selama masih dalam batas wajar. Tapi ingatkan aturan mengekspresikan emosi, seperti: "Tidak teriak, tidak pukul, tidak lempar barang, ya."

Ilustrasi orang tua dan balita tantrum. Foto: eggeegg/Shutterstock
Ilustrasi orang tua dan balita tantrum. Foto: eggeegg/Shutterstock

4. Tawarkan Bantuan Sederhana

Misalnya, "Mau peluk? Mau minum? Atau mau duduk dulu sama bunda?" Namun, bila si kecil tetap ingin menangis saja tidak apa-apa.

5. Arahkan Kembali Setelah Tenang

Setelah tangis mereda, orang tua bisa arahkan anak untuk kembali ke aktivitas atau suasana yang lebih positif. Misalnya, "kalau sudah selesai nangis, kita bisa masuk lagi ya."

"Kita juga bisa tawarkan untuk melanjutkan aktivitas yang tadi belum selesai atau aktivitas lain," ucap Rizqina.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url