Petugas membantu menaikan anak berkebutuhan khusus ke dalam bus sekolah khusus untuk penyandang disabilitas di sekolah yang ada di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Jakarta, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (25/1/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Di jalanan Ibu Kota, Jakarta, dan di beberapa kota besar lain di Indonesia, kebanyakan bus sekolah dicat dengan warna kuning mengiklap yang khas. Faktanya, warna kuning bus sekolah juga mendominasi jalanan Amerika Serikat setiap pagi hingga menjelang sore.
Pernah bertanya apa alasan di balik bus sekolah dicat warna kuning? Ternyata warna kuning ini tak hadir begitu saja, melainkan berkat kegigihan seorang pendidik bernama Frank W. Cyr. Ya, sejarah bus kuning lahir di AS.
Ceritanya begini, Cyr, seorang profesor di Columbia University yang wafat pada 1995, dikenal sebagai "bapak bus sekolah kuning". Julukan itu datang dari kerja kerasnya pada era 1930-an, yang berhasil melahirkan banyak standar modern untuk bus sekolah di AS.
Pada 1937, Cyr melakukan penelitian tentang transportasi sekolah di berbagai negara bagian AS. Hasilnya cukup mengejutkan, anak-anak pergi ke sekolah dengan aneka kendaraan yang berbeda-beda, baik bentuk, ukuran, maupun warnanya.
Ada distrik yang mengecat busnya dengan merah, putih, dan biru demi menanamkan rasa patriotisme. Di Kansas, bahkan ada murid yang diantar ke sekolah menggunakan gerobak gandum kayu yang ditarik kuda. Situasi ini bukan hanya kacau, tapi juga berbahaya karena tak ada aturan baku.
Sejumlah bus sekolah yang diselimuti salju terparkir di Stock Transportation di Scarborough, Ontario, Kanada, Selasa (18/1/2022). Foto: Chris Helgren/REUTERS
Dua tahun kemudian, pada 1939, Cyr pun menggelar sebuah konferensi nasional. Dari sana lahir 44 standar baru untuk bus sekolah, mulai dari panjang bodi, tinggi langit-langit, hingga lebar lorong. Salah satu keputusan terpentingnya adalah, semua bus sekolah wajib dicat dengan warna kuning tertentu.
Mengapa kuning? Alasannya sederhana. Warna ini punya tingkat luminansi tinggi dan sangat mudah ditangkap mata manusia. Dengan kata lain, kuning benar-benar menyala.
Mata manusia juga sangat sensitif terhadap panjang gelombang cahaya kuning, sehingga lebih mudah menarik perhatian. Warna ini tetap jelas terlihat bahkan di cahaya redup, seperti saat fajar atau senja, waktu ketika anak-anak biasanya berangkat atau pulang sekolah. Itulah juga alasan pakaian keselamatan dan spidol stabilo sering dibuat berwarna kuning.
Lebih dari itu, penggunaan warna kuning secara seragam di seluruh negeri memperkuat asosiasi di benak masyarakat, jika ada bus kuning, berarti ada anak-anak di sekitarnya, dan pengendara lain harus lebih berhati-hati.
"Mereka menginginkan warna yang mencolok, yang bisa terlihat oleh pengemudi lain dari jauh, dan langsung teridentifikasi sebagai bus sekolah. Jadi, setiap kali melihatnya, orang akan berpikir, ada sekelompok anak di sana," kata William Cyr, putra Frank Cyr, kepada New York Times pada 2013. "Sebelumnya, anak-anak pergi ke sekolah dengan kendaraan apa saja."
Warna yang dipilih dalam konferensi Cyr itu kemudian dinamai National School Bus Chrome, atau lebih dikenal dengan sebutan National School Bus Glossy Yellow. Delapan dekade telah berlalu, banyak aturan soal bus sekolah berubah. Namun, warna kuning ikonik itu tetap abadi, menjadi penanda khas bus sekolah di AS, bahkan memengaruhi di sejumlah negara termasuk Indonesia.