5 Misteri Kematian yang Terungkap Berkat Peran Analisis Kimia - juandry blog

Halaman ini telah diakses: Views
kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
5 Misteri Kematian yang Terungkap Berkat Peran Analisis Kimia
Oct 7th 2025, 21:00 by Hanifah Hasna Sadiyah

Ilustrasi instrumen analisis kimia forensik (Sumber Foto : Dokumen Penulis)
Ilustrasi instrumen analisis kimia forensik (Sumber Foto : Dokumen Penulis)

1. Misteri Arsenik Maria Lafarge

Prancis pada tahun 1840, digemparkan oleh kematian seorang pria kaya raya bernama Charles Lafarge yang mendadak sakit parah setelah memakan makanan yang disiapkan oleh istrinya, Marie Lafarge. Kecurigaan langsung mengarah pada Marie karena ditemukannya bubuk putih yang diduga arsenik di antara tumpukan barang-barangnya.

Namun, saat dilakukan pemeriksaan awal oleh beberapa dokter dan apoteker, hasilnya tidak ditemukan bukti sama apa pun, sehingga hal ini membuat kasusnya semakin misterius dan membelah opini publik. Pengadilan kemudian memanggil Mathieu Orfila, seorang profesor kedokteran forensik sekaligus analis kimia bidang toksikologi paling terkemuka saat itu.

Orfila menggunakan tes Marsh, sebuah teknik kimia modern tahun 1836 yang baru saja ditemukan oleh James Marsh untuk mendeteksi arsenik. Cara kerja tes ini adalah dengan mencampurkan sampel tubuh atau makanan dengan seng (Zn) dan asam kuat H₂SO₄. Jika terdapat arsenik, reaksi akan membentuk gas arsina (AsH₃). Gas selanjutnya dialirkan lewat tabung panas hingga terurai, lalu meninggalkan lapisan tipis logam arsenik yang terlihat seperti cermin pada kaca. Hal ini menjadi bukti yang kuat di persidangan sebagai bukti adanya racun.

Orfila berhasil menunjukkan adanya arsenik di dalam tubuh Charles sekaligus membuktikan bahwa arsenik tidak berasal dari tanah sekitar peti jenazah ataupun sumber alami tubuh manusia, melainkan sengaja dimasukkan dari luar. Hasil pengadilan menjatuhkan vonis bersalah kepada Marie Lafarge, dan menjadikannya salah satu orang pertama di dunia yang dihukum berdasarkan bukti toksikologi kimia forensik.

2. Tumbuhan Bernikotin

Pada awal abad ke-19, seorang jaksa di Prancis pernah menyatakan di pengadilan bahwa racun dari tumbuhan hampir tidak mungkin terdeteksi. Pernyataan ini justru mendorong Comte de Bocarmé dan istrinya bernama Lydie, untuk merencanakan pembunuhan terhadap adik Lydie, Gustave Fougnies, demi menguasai harta warisan.

Bocarmé kemudian mengekstrak nikotin murni dari daun tembakau di laboratorium kecilnya dan menguji racun tersebut pada hewan sebelum digunakan pada korban. Hewan uji coba yang disuntikkan itu akhirnya mati hanya dalam beberapa menit saja.

Bocarmé mengundang Gustave pada jamuan makan keluarga, akhirnya Gustave pun meninggal secara mendadak lalu pasangan ini berusaha menghapus jejak dengan membersihkan tubuh korban menggunakan cuka dan memusnahkan pakaian yang bernoda. Meski demikian, penyidik mencurigai adanya racun dan meminta bantuan analis kimia dari Belgia, Jean Servais Stas.

Stas kemudian berhasil mengekstraksi nikotin dari jaringan tubuh korban menggunakan campuran eter, asam asetat, dan etanol. Temuan ini diberi nama Stas-Otto method, yang kemudian dikenal luas sebagai salah satu fondasi awal dalam toksikologi kimia forensik.

3. Misteri Kematian Yasser Arafat

Kematian secara tiba-tiba pemimpin Palestina yang bernama Yasser Arafat di tahun 2004 menimbulkan tanda tanya besar. Yasser tiba-tiba jatuh sakit di Ramallah, lalu dibawa ke rumah sakit militer di Paris, dan meninggal beberapa minggu kemudian. Catatan medis hanya menyebutkan adanya stroke yang diakibatkan karena gangguan darah.

Beberapa tahun setelah kematiannya, penyelidikan dibuka kembali, dan ditemukan jejak polonium-210 pada pakaian pribadi Yasser. Zat radioaktif ini dikenal mematikan dan sulit terdeteksi, makam Yasser kemudian dibongkar oleh tim ahli dari Prancis, Swiss, serta Rusia untuk mengambil sampel tubuhnya. Polonium-210 ditemukan oleh seorang analis kimia menggunakan teknik radiokimia canggih seperti spektrometri alfa untuk mendeteksi sisa peluruhan polonium pada tulang dan jaringan tubuh.

Hasil penyelidikan menyatakan adanya kadar polonium yang tinggi dan konsisten dengan keracunan, namun jaksa akhirnya menutup kasus tanpa vonis pidana karena tidak dapat menganalisis pelaku lebih lanjut

4. Pestisida Mematikan

Seorang pria berusia delapan puluh tahun ditemukan tak bernyawa di dalam kamarnya di Tokyo, Jepang. Terdapat selembar catatan bunuh diri dan sebuah botol berisi cairan kecoklatan dengan bau tajam yang mudah menguap di samping jasadnya. Polisi menduga adanya bunuh diri menggunakan racun, tetapi jenis racun yang dipakai belum bisa dipastikan.

Tujuh belas jam setelah kematiannya, autopsi menunjukkan adanya tanda keracunan, mulai dari kulit yang kehilangan elastisitas hingga organ pencernaan yang berlumpur kecoklatan serta lambung yang ditemukan cairan berbau menyengat yang mengarah pada zat beracun.

Analis kimia forensik pertama-tama melakukan uji skrining dengan metode immunoassay untuk mendeteksi kemungkinan adanya obat-obatan terlarang dan menunjukkan hasil negatif. Uji konfirmasi kemudian dilakukan menggunakan HPLC-MS, untuk mengidentifikasi senyawa dengan sangat detail. Berdasarkan hasil pemeriksaan terungkap bahwa tubuh korban mengandung dichlorvos dan phenthoate, dua pestisida organofosfat yang terkenal mematikan.

Dichlorvos ditemukan dalam konsentrasi tinggi di darah, sedangkan phenthoate banyak terdapat pada isi lambung, menandakan keduanya dikonsumsi secara langsung. Pria tersebut memang mengakhiri hidupnya dengan meminum campuran pestisida.

5. Misteri Kematian Bripka AS

Awal tahun 2023, publik digemparkan oleh kematian Bripka Arfan Saragih (Bripka AS), seorang anggota Satlantas yang terseret kasus penggelapan pajak kendaraan senilai Rp 2,5 miliar. Polisi menyatakan Bripka AS mengakhiri hidupnya dengan meminum sianida yang dipesan secara daring. Kuasa hukum Bripka AS menyebutkan terdapat kejanggalan pada kasus ini.

Sianida tersebut dipesan pada tanggal 23 Januari 2023, dan merupakan hari yang sama ketika ponsel Bripka AS sudah disita oleh Kapolres. Lantas bagaimana mungkin pesanan bisa dilakukan tanpa akses ke ponsel pribadinya? Pertanyaan itu semakin membingungkan ketika disebutkan paket berisi sianida dikirim ke kantor Samsat Pangururan pada malam hari. Seorang analis kimia akhirnya menguji sampel dari cairan lambung Bripka AS untuk dianalisis.

Berdasarkan uji toksikologi, ditemukan kandungan sianida dengan kadar yang cukup tinggi dan menyebabkan kematian. Meskipun ditemukan penyebab kematiannya, namun kasus ini ditutup dengan menyatakan Bripka AS mengakhiri hidupnya, meskipun tidak dapat dibuktikan siapa yang menerima pesanan sianida secara daring tersebut.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url