5 Bacaan Feminis dan Seni Pilihan Maria Grazia Chiuri - juandry blog

Halaman ini telah diakses: Views
kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
5 Bacaan Feminis dan Seni Pilihan Maria Grazia Chiuri
Oct 27th 2025, 15:00 by kumparanWOMAN

Maria Grazia Chiuri Foto: Christophe Archambault/ AFP
Maria Grazia Chiuri Foto: Christophe Archambault/ AFP

Pecinta fashion pasti mengenal atau setidaknya pernah mendengar sosok eks Creative Director Dior, Maria Grazia Chiuri. Salah satu koleksi ikonisnya ketika bekerja bersama Dior adalah kaus putih polos bertuliskan "We All Should Be Feminists" dalam peragaan busana Dior di tahun 2017. Rupanya, slogan tersebut diambil dari judul buku seorang aktivis dan penulis asal Nigeria, Chimamanda Ngozi Adichie.

Koleksi-koleksi Maria lainnya pun diakui banyak terinspirasi dari bacaan-bacaan seputar feminisme yang ia konsumsi. Maria sangat terobsesi pada buku, dilansir 10 Magazine, kantor Maria ketika di Dior pun tampak berbeda dari desainer lainnya. Ruangannya yang menghadap langsung ke Sungai Seine dipenuhi oleh rak-rak yang penuh dengan buku.

Dilansir Vogue, berikut ini lima rekomendasi bacaan feminisme dan seni pilihan Maria Grazia Chiuri yang telah menginspirasi karya-karya legendaris Maria dan bisa dijadikan sebagai bahan inspirasi untuk kamu berpikir, berkarya, dan menemukan jati diri.

We Should All Be Feminists oleh Chimamanda Ngozi Adichie

Buku ini menjadi inspirasi bagi Maria ketika merancang koleksi pertamanya di rumah mode Dior. Dalam bukunya, Chimamanda menyatakan bahwa feminisme adalah kepercayaan bahwa laki-laki dan perempuan punya hak sama dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi.

Dengan pengalaman pribadinya, ia mengungkap aturan gender yang membatasi potensi semua orang. Chimamanda mendorong pembaca agar berani melawan batasan tersebut dan ikut menciptakan dunia yang lebih adil.

Why Have There Been No Great Women Artists? oleh Linda Nochlin

Esai feminis klasik ini muncul pada tahun 1971 saat gerakan feminisme mulai membangun narasi tentang ketidakadilan gender. Linda Nochlin mempertanyakan mengapa nama seniman perempuan jarang muncul dalam sejarah seni.

Ia menunjukkan bahwa hal tersebut bukan disebabkan oleh kurangnya bakat yang dimiliki perempuan, melainkan karena perempuan dulu kesulitan mendapatkan akses pendidikan dan kesempatan yang setara dengan laki-laki. Ide-ide tersebut membantu Maria memahami kehidupan para seniman perempuan seperti Niki de Saint Phalle yang kemudian memengaruhi koleksi Dior-nya di peragaan busana Spring 2018.

Women Who Run With The Wolves oleh Clarissa Pinkola Estés

Buku ini mengajak pembacanya untuk menyelami arketipe "perempuan liar" melalui dongeng dan cerita rakyat yang menjadi simbol sisi naluriah, kreatif, dan intuisi dalam diri perempuan. Clarissa Pinkola Estés menerangkan bahwa budaya sering menekan sisi tersebut padahal sisi itu adalah sumber kekuatan yang memengaruhi keotentikan hidup.

Ia mendorong perempuan agar berdamai dengan diri sendiri, menerima kompleksitasnya, dan memberi ruang agar jiwa intuitif dan kreatifnya bebas bersuara.

The Second Sex oleh Simone de Beauvoir

Karya Simone de Beauvoir ini dianggap sebagai salah satu buku penting dalam jajaran literatur feminis. Simone de Beauvoir merupakan seorang filsuf, penulis, dan aktivis feminis asal Prancis yang dikenal melalui karya-karya tulisnya. Ia menyatakan bahwa menjadi perempuan bukanlah sifat bawaan melainkan hasil aturan sosial yang terbentuk sejak lahir.

Simone menunjukkan bahwa perempuan sering diposisikan sebagai "yang lain" dibanding laki-laki yang dianggap sebagai norma utama. The Second Sex mengajak perempuan agar lebih menyadari pola pembatasan tersebut lalu memilih jalan hidupnya sendiri dan memperjuangkan kesetaraan.

Artist's Breath: Ten Years in Piazza del Popolo oleh Paola Pitagora

Buku ini merupakan dokumen historis dalam bentuk naratif yang menceritakan periode seni di Roma tahun 1960-an. Paola Pitagora menulis karyanya dengan gaya catatan harian sehingga terasa sangat personal.

Kota Roma menjadi latar sekaligus karakter utama dalam kisah kehidupan dan seni sehari-hari. Karya ini menarik bagi kamu yang ingin melihat bagaimana seni, budaya, dan kehidupan pribadi berinteraksi dalam konteks sosial dan sejarah.

Dari lima bacaan pilihan Maria Grazia Chiuri, bacaan mana yang paling buat kamu penasaran?

Penulis: Zulfa Salman

BACA JUGA: Gender Gap, Hanya 10 dari 33 Rumah Mode Besar Punya Creative Director Perempuan

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url