Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) I Tahun 2025 di Jakarta, Jumat (24/1/2025). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
Pemerintah tengah menyiapkan strategi untuk mengurangi beban subsidi listrik tanpa harus menaikkan tarif bagi masyarakat. Menteri Keuangan Purbaya menjelaskan, salah satu langkah yang kini dikaji adalah penggunaan energi baru terbarukan, khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dengan teknologi yang lebih efisien dan murah.
"Tujuannya kan itu. Kalau subsidi berkurang, bukan dinaikin harganya. Dicari sumber-sumber penghasil listrik yang cost-nya murah," kata Purbaya usai rapat dengan Presiden Prabowo di Istana Presiden, Jakarta, Jumat (19/9).
Ia menegaskan, arah kebijakan ini bukan untuk membebani masyarakat dengan kenaikan tarif listrik, melainkan menekan biaya produksi listrik sehingga subsidi bisa dikurangi secara bertahap.
Menurut Purbaya, pengembangan PLTS di Indonesia masih menghadapi tantangan harga produksi yang relatif tinggi. Namun, pemerintah sedang mencari terobosan teknologi, termasuk kemungkinan produksi panel surya dan baterai di dalam negeri, agar harga bisa lebih kompetitif.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang telah terpasang di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat. Foto: Dok. Pemprov DKI Jakarta
"Saya sudah lihat presentasinya, sudah ada desain PLTS yang cukup baik, termasuk pembuatan baterai di sini dan pembuatan solar panel di sini. Itu menjanjikan, tapi hitungannya belum terlalu mantap. Masih harus dikerjakan lagi," jelasnya.
Purbaya menekankan, investasi awal memang diperlukan. Namun jika dalam jangka panjang mampu menghasilkan listrik dengan biaya lebih rendah, langkah itu akan mengurangi ketergantungan pada subsidi. "Kalau investasi besar tapi betul-betul menghasilkan, listrik lebih murah yang bisa mengurangi subsidi dalam beberapa puluh tahun ke depan, itu saya nggak akan ragu untuk membiayainya," kata dia.
Ia juga menyebut, harapan pemerintah ke depan bukan hanya mengurangi, tetapi bahkan menghapus subsidi listrik. Meski begitu, Purbaya mengakui hal itu tidak mudah dan butuh waktu serta pengembangan teknologi yang lebih matang.