Tidak Semua Batuk Perlu Terapi Uap, Ini Penjelasan Dokter Anak! Foto: Shutter Stock
Bagi banyak orang tua, terutama yang punya anak kecil, melihat si kecil batuk sering langsung membuat panik. Salah satu reaksi cepat yang kerap dilakukan adalah meminta anaknya diuap atau dinebulizer.
Padahal, tak semua jenis batuk perlu penanganan dengan cara diuap. Menurut Dokter Spesialis Anak, dr. Aisya Fikritama, Sp. A, penggunaan nebulizer tidak boleh sembarangan. Ada indikasi medis yang jelas kapan alat ini dibutuhkan, dan kapan sebaiknya tidak digunakan.
"Karena uap atau nebu itu adalah cara mengantarkan obat langsung ke saluran napas. Jadi bukan obat yang bikin sembuh, tetapi jenis obat dan indikasinya yang harus tepat," ujar dr. Aisya kepada kumparanMOM, Senin (18/8).
Terapi Uap Nebu Bermanfaat, Tapi Harus Sesuai Indikasi Medis
nebulizer. Foto: Shutterstock
Nebulizer memang bermanfaat, tapi hanya pada kondisi tertentu. Dr. Aisya menegaskan, nebu bisa membantu jika anak mengalami kondisi di antaranya:
-Asma atau sesak napas.
-Napas berbunyi atau "ngik-ngik".
-Bronkiolitis, yang sering terjadi pada bayi, ditandai dengan napas cepat, dada kembang-kempis, sesak napas, dan suara napas berisik.
-Reaksi alergi yang menyebabkan saluran napas menyempit.
Lalu, bagaimana jika anak hanya mengalami batuk ringan karena pilek atau radang tenggorokan?
Ilustrasi anak menggunakan nebulizer. Foto: MINTED VasitChaya/Shutterstock
Dalam kasus seperti itu, penggunaan nebulizer tidak terlalu bermanfaat. Batuk karena pilek, tenggorokan yang meradang, atau lendir dari hidung yang turun ke tenggorokan umumnya tidak membutuhkan terapi uap.
Yang paling dibutuhkan justru adalah istirahat yang cukup, makanan bergizi, rutin minum air hangat, serta berada di lingkungan dengan udara yang lembap agar saluran napas tetap nyaman.
Jadi, saat anak batuk, jangan buru-buru menyalakan alat uap. Sebaiknya amati dulu gejalanya, konsultasikan ke dokter, dan pastikan pengobatan yang diberikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan si kecil ya, Moms.
"Nebu nggak boleh dipakai sembarangan karena obatnya berbeda-beda, dosisnya harus tepat, dan harus atas indikasi sesuai petunjuk dokter," ucap dr. Aisya.