Ibu korban berinisial Nazwa Aliya (19) membuat laporan pengaduan ke BP3MI tentang pemulangan jenazah korban, Kamis (21/8/2025). Foto: Amar Marpaung/kumparan
Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Sumatera Utara (Sumut) mengatakan jenazah Nazwa Aliya (19) akan dipulangkan ke Indonesia dari Kamboja. Biaya pemulangan jenazah berasal dari donasi warga Sumut.
Nazwa adalah remaja asal Kabupaten Deli Serdang, Sumut, yang tewas di Kamboja. Padahal, sebelumnya ia izin wawancara kerja ke Kota Medan.
Biaya pemulangan jenazah Rp 135 juta menjadi masalah bagi keluarga. Sebab keluarga Nazwa merupakan keluarga kurang mampu.
Sementara, bila Nazwa dimakamkan di Kamboja, keluarga juga harus mengeluarkan biaya Rp 50-60 juta. Hal ini pun tidak disanggupi keluarga.
Petugas Pengantar Kerja Ahli Muda BP3MI Sumut, Sumarni Sinambela mengatakan proses untuk kepulangan jenazah akan dibantu oleh BP3MI Sumut.
"Kalau dari dana itu sudah terkumpul yang Rp 135 juta itu, nanti KBRI akan mengeluarkan invoice, nanti mereka akan transfer itu nanti akan keluar kebutuhannya, nanti ada perinciannya ada gitu. Nah setelah mereka sudah selesai prosesnya di sana akan koordinasi terkait pemulangannya, nanti ke BP3MI Sumut," kata Sumarni kepada wartawan di Medan, Jumat (22/8).
Korban Nazwa Aliya, meninggal dunia di Kamboja, Selasa (12/8/2025). Foto: Istimewa
BP3MI Sumut akan membantu pihak keluarga dalam pengurusan kargo serta ambulans jika diperlukan.
"Nanti pengurusan di kargo, ambulans diperlukan akan kita fasilitasi, tapi kalau masalah penyerahan uang hasil dari donasi itu BP3MI tidak akan terlibat di sana," katanya.
Donasi dari Hamba Allah
Lanniari Hasibuan, ibunda Nazwa, mengatakan donasi itu berasal dari donasi diberikan melalui perantara ormas di Medan.
"Alhamdulillah, kita sudah dapat dana dari hamba Allah, dari bantuan OKK Grib melalui Pak Dudi (Ketua OKK DPC Grib Jaya Kota Medan, Dudi Efni Pasaribu)," kata Lanniari, Jumat (22/8).
Lanniari menyebutkan bantuan yang diberikan seluruhnya oleh Hamba Allah melalui perantara Ormas Grib Jaya Kota Medan. Namun tidak diungkap identitas Hamba Allah tersebut.
"Iya, mereka bagi bantuan full untuk pemulangan jenazah sampai ke Indonesia," ucap Lanniari.
Keluarga berharap prosedur pemulangan jenazah Nazwa Aliya dipulangkan secepatnya.
"Harapannya agar semua prosedur semua, prosedur pemulangan secepatnya boleh ini juga lah, supaya jenazah tiba secepatnya dan dikebumikan secepatnya," kata Lanniari.
Korban Nazwa Aliya, meninggal dunia di Kamboja, Selasa (12/8/2025). Foto: Istimewa
Sebelumnya Lanniari menceritakan, mulanya Nazwa mengaku akan mengikuti wawancara kerja bersama teman PKL yang berasal dari sekolah lain pada Selasa (27/5). Lalu korban mengikuti wawancara kedua pada Kamis (29/5). Lanniari pun mengizinkan.
Nazwa berangkat subuh-subuh, saat itu Lannuari masih tidur. Namun siang hari, tiba-tiba Nazwa mengirimkan foto suasana bandara di Thailand.
"Siangnya saya telepon sama juga kata dia, WA aja, sorenya saya telepon nggak angkat, sampai sejam tuh nggak diangkat. Karena khawatir kan saya, jadi saya telepon nggak angkat dia tunjuki gambar airport Thailand, saya pingsan saya jerit, tetangga dateng," katanya.
Diduga korban bertemu dengan Christopher kenalan dari ibu korban. Christopher adalah teman dari Lanniari saat berada di Malaysia.
"Ya, dia bilang besok pagi Pak Chris ada di Kamboja, saya dengar dia mau buka perusahaan baru. Di Malaysia sudah tutup, Chris itu teman saya juga dulu. Jadi saya tanya dia apakah Nazwa ada kontak, katanya ada, katanya di Thailand," kata dia.
Lannuari mengatakan Christopher pernah datang ke Medan dan menemuinya di rumah. Christopher hendak menikahi Lannuari dan membuka usahanya di Indonesia.
"Datang ke Medan, dia iming-imingi saya katanya mau kawin dengan saya, karena mau buka usaha di Indonesia," kata Lanniari.
Namun ternyata Christopher malah mengajak Nazwa ke Kamboja. Lanniari lalu mencoba menghubungi dan menanyakan tentang anaknya yang dibawa Christopher.
"Kenapa bawa anak saya tanpa permisi dengan saya, di situ dia langsung blok saya, dan itu bulan 6, saat itu Nazwa tinggal dengan Christopher," jelasnya.
Pada tanggal 12 Agustus 2025, Lanniari menerima kabar bahwa Nazwa sudah meninggal dunia karena overdosis obat paracetamol. Jenazah Nazwa kini masih di Kamboja, keluarga masih berusaha memulangkan ke Indonesia.