Sejumlah alat berat menyelesaikan pembangunan gedung bertingkat di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (16/7/2025). Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto tetap optimistis target pertumbuhan ekonomi tahun 2025 bisa mencapai target 5,2 persen, meskipun Presiden AS menetapkan tarif untuk Indonesia sebesar 19 persen.
"Pertumbuhan ekonomi kita tetap optimis. Jadi kita berharap akan pertumbuhan sesuai dengan perencanaan di angka 5,2 (persen)," kata Airlangga dalam acara Edukasi Wartawan terkait Update Perkembangan Pasar Modal Syariah secara daring, Kamis (24/7).
Dia menuturkan Presiden Prabowo Subianto juga sudah memberi arahan terkait pencapaian target tersebut utamanya dengan mendongkrak pertumbuhan ekonomi di dua kuartal terakhir 2025.
Untuk mencapai target tersebut, Airlangga juga mengkoordinasikannya dengan lintas kementerian salah satunya dengan program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan Kredit Usaha Perumahan (KUR) untuk sektor perumahan yang sedang digodok.
"Kita sedang meninjau paket yang selama ini diluncurkan bagaimana implementasinya bisa dimaksimalkan di kuartal kedua. Misalnya pembangunan FLPP misalnya 350 ribu rumah plus KUR untuk perumahan yang 450 ribu itu akan mengungkit bidang konstruksi," ujarnya.
Selain itu, dengan semakin dekatnya musim libur natal dan tahun baru (nataru), Airlangga juga ingin serius mempersiapkan sektor pariwisata agar perekonomian dari sektor tersebut dapat digenjot. Salah satu langkah yang didorong untuk dilakukan adalah pembukaan pelabuhan internasional.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan keterangan pers terkait Joint Statement Indonesia-Amerika Serikat di Jakarta, Kamis (24/7/2025). Foto: Asprilla Dwi Adha/ANTARA FOTO
"Dan kemarin arahan Bapak Presiden untuk mendorong turisme dibuka pelabuhan-pelabuhan internasional, pelabuhan-pelabuhan tempat destinasi turis agar bisa mengakses regional ataupun internasional flight. Nah ini juga sejalan dengan kita mau menarik investasi dari berbagai negara yang mereka ingin langsung datang ke tempatnya," kata Airlangga.
Sebelumnya, Bank Indonesia melihat pemangkasan tarif dari 32 persen menjadi 19 persen untuk produk ekspor asal Indonesia merupakan perkembangan positif dalam hubungan dagang bilateral kedua negara.
Kendati begitu, BI menegaskan pengaruh kebijakan ini terhadap perekonomian secara keseluruhan, termasuk nilai tukar rupiah, belum bisa dipastikan dalam waktu dekat.
Untuk tahun 2025, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 4,6 hingga 5,4 persen. Angka ini sedikit direvisi turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 4,7 hingga 5,5 persen.