Ilustrasi pasangan yang setara. Foto: Prostock-studio/Shutterstock
Dalam sebuah hubungan, cinta memang penting tapi bukan satu-satunya hal yang menentukan. Tanpa nilai hidup yang sejalan, komunikasi yang sehat, dan dukungan timbal balik, hubungan bisa terasa timpang. Itulah mengapa memilih pasangan harus jadi keputusan yang dilandasi kesadaran, bukan hanya perasaan.
Sebab, dengan pasangan yang tepat, kita bisa saling bertumbuh dan menciptakan hubungan yang setara. Lewat peran dan kedudukan yang setara antara suami dan istri ini, maka keseimbangan bisa tercapai dan berujung pada rumah tangga yang harmonis.
Dilansir Marriage, kesetaraan dalam rumah tangga dipahami sebagai keadaan ketika pasangan memiliki nilai dan suara yang sama dalam lingkup pernikahan, mulai dari pengambilan keputusan hingga pembagian tanggung jawab.
Pernikahan yang setara diikuti dengan rasa hormat terhadap satu sama lain, saling memahami perspektif, memiliki visi dan misi yang sama, serta memastikan bahwa suara salah satu pihak tidak lebih kuat dibandingkan lainnya.
5 Kriteria dalam Memilih Pasangan
Ilustrasi pasangan yang punya prinsip sama dalam mendidik anak. Foto: Nattakorn_Maneerat/Shutterstock
Lalu, apa saja kriteria penting untuk membangun hubungan yang sehat dan setara? Berikut lima hal yang patut kamu pertimbangkan sebelum melangkah lebih jauh.
1. Nilai hidup yang sama (shared values)
Salah satu kriteria paling penting dalam membangun hubungan yang setara adalah memilih pasangan dengan nilai hidup yang sama. Mengutip Wellness Hub, pasangan yang satu prinsip cenderung dapat mengambil keputusan yang sejalan, sehingga meminimalisasi konflik.
Salah satu prinsip yang sangat penting untuk disepakati antara pasangan adalah soal cara mendidik anak baik akademik maupun non-akademik, seperti kegiatan yang berkaitan dengan minat dan bakat anak.
Menurut organisasi Mother's Awareness on School-Age Kids, salah satu cara parenting yang akan memberikan manfaat positif pada perkembangan anak adalah membebaskan mereka untuk mengikuti passion. Cara ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, mendorong kemandirian, membantu mereka mencari jati diri, serta membebaskan mereka untuk berekspresi. Penting bagi pasangan untuk memiliki prinsip yang sama soal ini.
Ilustrasi pasangan yang punya prinsip sama dalam mendidik anak. Foto: Q88/Shutterstock
Sayangnya, banyak pasangan masih menunda membahas nilai-nilai penting ini. Dalam polling kumparanWOMAN terhadap 530 responden, sebanyak 67,92 persen (360 orang) menyatakan bahwa diskusi soal pendidikan anak lebih baik dilakukan setelah menikah, sementara hanya 32,08 persen (170 orang) yang merasa pembahasan ini sebaiknya dilakukan sebelum menikah.
Padahal, seberapa sejalan kamu dan pasangan dalam memandang pendidikan anak sangat berpengaruh terhadap arah pengasuhan.
2. Kedewasaan emosional (emotional maturity)
Pasangan yang sudah memiliki kedewasaan secara emosional menjadi kriteria penting lainnya dalam menciptakan kesetaraan dalam rumah tangga. Dilansir Wellness Hub, kondisi emosional yang stabil dan dewasa sangat membantu dalam penyelesaian masalah, menangani tekanan dalam pernikahan, serta memperkuat hubungan.
Pasangan yang dewasa secara emosional akan mampu berdiskusi soal prinsip hidup dengan kepala dingin, memandang hal secara objektif, dan mencari titik tengah dalam menyatukan dua opini yang berbeda.
3. Minat dan hobi yang sama (shared interests and hobbies)
Ilustrasi pasangan yang setara. Foto: Shutterstock
Meskipun pasangan tidak harus selalu memiliki minat yang sama, ini bisa bermanfaat bagi hubungan. Lewat kesamaan hobi, pasangan akan memiliki lebih banyak waktu untuk menghabiskan waktu bersama sambil melakukan kegiatan yang disukai.
Pasangan juga bisa menggunakan kesempatan ini untuk berdiskusi dengan tenang, karena dilingkupi oleh situasi yang menyenangkan. Sambil menyelam minum air, pasangan bisa memperkuat hubungan sembari menyamakan isi kepala.
4. Kemampuan berkomunikasi yang baik (communication skills)
Akar dari hubungan yang setara adalah kemampuan komunikasi yang baik antar pasangan. Ketika pasangan bisa menyampaikan opini dan pikiran secara tenang dan terbuka, ide-ide akan tersalurkan dengan jelas. Ini akan meminimalisasi potensi kesalahpahaman dan konflik di kemudian hari.
5. Kepercayaan dan saling menghargai (trust and respect)
Ilustrasi pasangan yang setara. Foto: Shutterstock
Hubungan tidak akan kuat dan setara jika tidak diikuti dengan rasa percaya dan hormat satu sama lain. Ketika menghormati pasangan, kamu berarti menghargai opini, batasan, dan individualitas dia sebagai manusia. Sementara itu, kepercayaan berarti mempercayai kejujuran dan integritas pasanganmu. Trust and respect menjadi fondasi dari sebuah hubungan, menjembatani setiap ide dan prinsip yang dimiliki satu sama lain.
Lima kriteria penting tersebut menjadi adalah dasar untuk relasi yang sehat dan setara. Hubungan seperti inilah yang memungkinkan kamu dan pasangan berkembang bersama, tanpa dibatasi oleh bias peran tradisional.
Nilai-nilai ini sejalan dengan semangat kampanye #BaiknyaBarengBareng dari OCBC, sebuah gerakan advokasi yang tahun ini mengangkat topik khusus "Mitos vs. Meritokrasi." OCBC percaya bahwa kemajuan bisa tercapai jika setiap individu dihargai berdasarkan merit, bukan label atau peran yang melekat. Lewat kolaborasi dan kesetaraan, dampak positif bisa dirasakan bersama baik dalam masyarakat maupun di dalam hubungan personal.
Semua itu bisa dimulai dari keputusan sederhana namun penting: memilih pasangan yang tepat. Sebab #BaiknyaBarengBareng, termasuk dalam membangun relasi yang saling menghargai, tumbuh, dan setara.