Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi dalam acara Double Check 'Bagaimana Visi Kesehatan Era Prabowo?' di Cemara 6 Galeri, Teotri Heraty Museum, Jakarta Pusat, Sabtu (17/5/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
Kepala Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi menjelaskan alasan pemberantasan premanisme yang belum menyentuh organisasi masyarakat (ormas).
Ia menjelaskan, pemerintah ingin mengatasi terlebih dahulu tindakan premanisme yang mengganggu proses bisnis. Menurutnya, itu juga yang membuat investor takut untuk menanamkan modalnya karena ada beban biaya tambahan.
"Jadi kalau pertanyaannya kenapa tidak menyentuh ormas, yang ingin diatasi dan dihilangkan oleh pemerintah adalah aksi premanisme. Tindakan premanisme," kata Hasan Nasbi kepada wartawan, di Cemara 6 Galeri, Teotri Heraty Museum, Jakarta Pusat, Sabtu (17/5).
"Terutama yang awalnya nih ya yang mengganggu proses bisnis. Jadi investor takut masuk ke kita. Orang-orang ingin berusaha itu takut untuk berusaha di kita karena ada biaya-biaya tambahan dan beban-beban tambahan akibat aksi dan ulah premanisme," sambung dia.
Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi berbicara dalam forum diskusi di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (10/5/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Hasan mengatakan, pemerintah juga akan membentuk tim khusus untuk mengatasi masalah premanisme ini. Baik individu maupun yang bergabung dalam ormas.
"Mau dia individual, mau dia organisasi, itu yang ingin nanti dihilangkan oleh pemerintah. Dan hari ini pemerintah sedang membentuk tim khusus untuk mengatasi ini," ucap dia.
Saat ini, pembentukan tim khusus masih dalam proses. Hasan mengatakan, ini adalah upaya pemerintah dalam memberikan jalan keluar kepada mereka yang terlibat dalam premanisme agar dapat diarahkan ke arah produktif.
"Dan ini tentu enggak hari ini direncanakan, besok kejadian, nggak. Tentu perlu proses. Dan bagaimana pun mereka kan juga anak-anak bangsa Indonesia yang perlu dicarikan jalan keluar. Ya kan? Dibina, diarahkan untuk kerja-kerja lebih produktif," imbuh dia.