Jan 3rd 2025, 21:31, by Muhammad Darisman, kumparanBISNIS
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian buka suara soal tingkat inflasi tahun kalender (year to date/ytd) sebesar 1,57 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) mengeklaim angka tersebut terendah sepanjang sejarah Indonesia.
Sekretaris Kemenko Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menjelaskan, angka inflasi 2024 masih berada dalam target pemerintah di rentang 1,5 persen hingga 3,5 persen.
"Walaupun angkanya 1,57 persen,juga terkonfirmasi sebenarnya memang yang kemarin volatile food sudah tidak deflasi lagi. Artinya beberapa catatan dari inflasi kemarin menurut saya sih cukup bagus angkanya. Artinya dari indikator makro, inflasi cukup terkendali," kata Susiwijono kepada wartawan di kantornya, Jumat (3/1).
Susiwijono menegaskan, Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia berhasil pulih dengan mencatatkan level ekspansif di angka 51,2. Setelah sebelumnya terkontraksi selama 5 bulan.
"Dari sisi pergerakan sektor real di mana industri manufaktur kan share-nya ke produk domestik bruto [PDB] kan paling besar," ujarnya.
"Kalau kita lihat kan hampir 18 persen dari industri manufaktur, 18 persen sampai 19 persen. Jadi menurut saya kita cukup optimis lah di 2025 dengan hasil angka-angka indikator makro kemarin," tegas Susiwijono.
Sebelumnya, Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, inflasi 2024 merupakan yang terendah sejak perhitungan inflasi pertama di tahun 1958. Namun, saat itu perhitungan inflasi masih terbatas di wilayah Jakarta saja.
Berdasarkan catatan kumparan, Indonesia juga pernah mengalami inflasi rendah di 2020 yakni sebesar 1,68 persen. Alhasil, inflasi 2024 merupakan inflasi terendah sejak perhitungan inflasi di 1958.
"Sekarang sudah berkembang kita sudah menggunakan 150 kota di 38 provinsi," jelasnya.
Lebih lanjut, penyumbang inflasi bulanan terbesar utama pada bulan Desember ini berasal kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,33 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,38 persen.
Komponen harga yang diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 0,33 persen, namun tidak memberikan andil inflasi. Tidak ada komoditas dominan yang memberikan andil inflasi pada komponen ini.
Kemudian, komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 2,04 persen, dengan andil deflasi sebesar 0,33. Dengan komoditas penyumbang adalah telur ayam ras, cabai merah, cabai rawit, bawang merah dan bawang putih.
"Komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,17 persen dengan andil inflasi sebesar 0,11 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi komponen inti adalah minyak goreng, emas perhiasan dan kopi bubuk," ungkapnya.