Awalnya Tak Optimistis, Gugatan Mahasiswa UIN Malah Bikin Ambang Batas Dihapus - juandry blog

Halaman ini telah diakses: Views
kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Awalnya Tak Optimistis, Gugatan Mahasiswa UIN Malah Bikin Ambang Batas Dihapus
Jan 3rd 2025, 13:16, by Arfiansyah Panji Purnandaru, kumparanNEWS

Empat mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta penggugat presidential threshold di MK (dari kiri ke kanan) Rizki Maulana Syafei, Tsalis Khoirul Fatna, Enika Maya Octavia, dan Faisal Nasirul Haq. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Empat mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta penggugat presidential threshold di MK (dari kiri ke kanan) Rizki Maulana Syafei, Tsalis Khoirul Fatna, Enika Maya Octavia, dan Faisal Nasirul Haq. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Enika Maya mengatakan dia dan ketiga temannya tak menyangka gugatan presidential threshold yang mereka layangkan dikabulkan MK.

Sebab, mereka dari awal sebenarnya tak optimistis gugatan dikabulkan. Terlebih sebelumnya ada 32 gugatan serupa yang gagal.

"Saya jawab. Untuk jawaban optimistis atau tidak, jawab jujur, tidak optimistis," kata Enika di UIN Yogya, Jumat (3/1).

"Jawabannya tidak optimistis, yang pertama karena kami merasa bahwa permohonan kami itu untuk pertama kalinya nge-draft permohonan," katanya.

Enika Maya, salah satu dari empat mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta penggugat presidential threshold di MK. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Enika Maya, salah satu dari empat mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta penggugat presidential threshold di MK. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Dengan tegas, Enika juga mengakui draf yang mereka bikin awalnya jelek. Bahkan, dalam persidangan, pun dikuliti hakim.

"Kami ketika kami baca permohonan kami kok jelek ya. Kemudian kami masuk ke sidang pendahuluan. Nah, itu semuanya dikuliti oleh Yang Mulia, Pak Hakim Mahkamah Konstitusi, kami selalu merasa wah ini ternyata change-nya untuk lanjut ke persidangan pokok permohonan saja seperti sangat kecil. Tapi alhamdulillah, alhamdulillah, kemudian lanjut," jelasnya.

Permohonan ini diajukan empat mahasiswa yakni Enika Maya Octavia, Rizki Maulana Syafei, Faisal Nasirul Haq, dan Tsalis Khoirul Fatna. Mereka tergabung dalam komunitas Pemerhati Konstitusi yang fokus pada kajian-kajian pendekatan konstitusi dan juga pada respons-respons isu ketatanegaraan.

"Bahkan ketika kami berdiskusi dengan rekan-rekan komunitas pemerhati konstitusi, 9 orang itu memilih bahwa permohonan kami pasti ditolak, dan 8 orang dipilih itu dikabulkan," katanya.

"Jadi, sebenarnya kami pribadi kami merasa sepertinya tidak ada change karena ini akan mengubah peta perpolitikan di Indonesia itu sendiri," jelasnya.

Faisal Nasirul Haq, salah satu dari empat mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta penggugat presidential threshold di MK. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Faisal Nasirul Haq, salah satu dari empat mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta penggugat presidential threshold di MK. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Faisal Nasirul Haq, menyatakan hal yang senada. Dia sama-sama tak yakin permohonan akan dikabulkan.

"Ini permohonan kami ya, bisa apa gitu. Jadi ya saya pribadi terlepas dari apa pun amar putusannya yang jelas pasti di bidang hukum dan sebagainya itu ada hal-hal yang bisa berguna bagi mungkin pemohon-pemohon berikutnya apabila kami gugur di perkara ini. Namun ternyata dikabulkan," pungkasnya.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url