Dec 19th 2024, 16:25, by Dina Mariana, Hi Pontianak
Hi!Pontianak – Dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-96, Dekranasda Provinsi Kalimantan Barat bersama TP-PKK dan DWP se-Kalbar beserta seluruh Organisasi Wanita Kalbar menggelar agenda promosi wastra khas Kalbar. Acara ini digelar di Pendopo Gubernur Kalbar pada Kamis, 19 Desember 2024.
Mengusung tema 'Wastra Kalbar dari Ibu untuk Indonesia', agenda ini sekaligus menjadi apresiasi bagi seluruh organisasi wanita di Kalbar bersama para perajin perempuan yang telah memberikan karya dan prestasi terbaik untuk provinsi Kalbar, hingga wastra-wastra tersebut terkenal di tingkat nasional dan internasional.
"Promosi ini dilakukan dalam rangka untuk memperkenalkan dan memfamiliarkan kembali. Tadi kita sudah melihat karya dari ibu-ibu PKK Dharma Wanita se-Kalimantan Barat yang memperlihatkan kebolehannya untuk menghadirkan wastra dalam bentuk pakaian resmi, pakaian semi resmi, maupun pakaian olahraga dan pakaian hari-hari," kata Pj Ketua Dekranasda Kalbar, Windy Prihastari.
Windy menegaskan, wastra daerah wajib untuk dilestarikan dan dipromosikan, mengingat banyaknya potensi kekayaan wastra di Kalbar dengan berbagai ciri khas dan keunggulan di setiap daerahnya. Dengan gencaran promosi yang terus dilakukan, Windy berharap wastra khas Kalbar, terutama karya dari para perajin di perbatasan dapat mendaftarkan hak ciptanya agar tidak diakui oleh negara lain yang memiliki budaya yang hampir sama dengan Indonesia.
"Kita harus selalu mempromosikan wastra-wastra Kalimantan Barat karena sangat banyak sekali dan mendorong agar wastra-wastra yang ada didaftarkan di hak cipta agar tidak diambil atau diakui oleh orang lain," ujarnya.
Selain mempromosikan puluhan wastra khas Kalbar melalui pagelaran fashion show, Dekranasda Kalbar juga meluncurkan buku bertajuk 'Suguhan Wastra Kalimantan Barat' yang bercerita tentang potensi kekayaan wastra Kalbar dan wajib dilestarikan. Persembahan buku ini bertujuan untuk meningkatkan literasi, yang mana 'Suguhan Wastra Kalimantan Barat' dapat dibaca secara konvensional maupun elektronik nantinya.
"Sekarang kita ingin memajukan literasi dan literasi digital lebih mudah dilihat dan dibaca oleh masyarakat, dan bisa menjadi buku panduan dalam melihat latar belakang atau sejarah dari wastra kita," tutur Windy.