Nov 29th 2024, 18:33, by Berita Terkini, Berita Terkini
Salah satu peristiwa besar dalam sejarah Islam adalah Fathu Makkah. Pada peristiwa tersebut, sikap yang ditunjukkan Nabi Muhammad saat terjadinya Fathu Makkah adalah memaafkan dan lain sebagainya.
Padahal peristiwa Fathu Makkah terjadi karena adanya pelanggaran perjanjian. Meskipun demikian, Rasulullah saw. tetap menunjukkan sikap baik terhadap kaum kafir Quraisy.
Penjelasan Sikap yang Ditunjukkan Nabi Muhammad Saat Terjadinya Fathu Makkah adalah Memaafkan dan Sejarahnya
Masih banyak umat muslim yang tidak mengetahui peristiwa Fathu Makkah. Dalam bahasa Arab, al-fathu berasal dari kata fataha yang artinya adalah kemenangan atau pembuka.
Dikutip dari buku Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Ibtidaiyah Kelas V, Burhanudin dan Fida' (2021), peristiwa Fathu Makkah merupakan peristiwa penaklukkan Kota Makkah oleh umat Islam. Lantas, bagaimana sejarah peristiwa besar dalam Islam tersebut?
Peristiwa ini disebabkan oleh pelanggaran perjanjian Hudaibiyah oleh kaum kafir Quraisy. Perjanjian Hudaibiyah merupakan suatu kesepakatan damai antara kaum kafir Quraisy dengan Nabi Muhammad saw. di bulan Zulkaidah tahun 6 Hijriah.
Pada pasal 4 perjanjian Hudaibiyah, masyarakat diberi kebebasan untuk beraliansi baik dengan Rasulullah maupun dengan kaum kafir Quraisy. Bani Khuza'ah beraliansi dengan Rasulullah.
Sebaliknya, Bani Bakr menjalin hubungan dengan kaum Quraisy. Sekitar dua tahun setelah perjanjian tersebut, Bani Bakr menyerang Bani Khuza'ah. Perjanjian pun dibatalkan setelah melakukan proses negosiasi.
Peristiwa Fathu Makkah terjadi tanggal 20 Ramadan tahun 8 Hijriah. Sebelum peristiwa tersebut, Nabi Muhammad merencanakan Fathu Makkah dengan matang. Hal itu dilakukan agar pertumpahan darah dapat diminimalisasi.
Sikap yang ditunjukkan Nabi Muhammad saat terjadinya Fathu Makkah adalah tetap bersikap tawadhu dan memaafkan para musuh-musuhnya. Hal itu karena Rasulullah tidak menghendaki pertumpahan dari di kota Makkah.
Selain itu, Rasulullah juga tidak berniat melakukan balas dendam. Padahal, dahulu kaum Quraisy pernah menindas bahkan memerangi umat Islam.
Pada peristiwa tersebut, akhirnya kaum Quraisy memilih untuk menyerah. Peristiwa tersebut dapat berlangsung tanpa adanya peperangan. Rasulullah dan pasukannya berhasil membebaskan Makkah dari kekuasaan kaum Quraisy.
Setelah itu, banyak penduduk kota Makkah yang memeluk agama Islam. Rasulullah juga memerintahkan untuk menghancurkan berhala yang mengelilingi Ka'bah.
Sikap yang ditunjukkan Nabi Muhammad saat terjadinya Fathu Makkah adalah tetap bersikap memaafkan para musuhnya. Rasulullah juga tidak berniat untuk membalas dendam. Melalui peristiwa tersebut, Rasulullah berhasil merebut kota Makkah dari cengkraman kaum kafir Quraisy. (FAR)