Warga di Dusun Sayidan, Kalurahan Sumberadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, menemukan arca Ganesha saat menggali lubang untuk fondasi rumah.
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X telah turun ke lokasi untuk mengkaji lebih lanjut arca tersebut, termasuk asal-usul dan peradabannya.
Secara sejarah, Kabupaten Sleman memang kaya akan penemuan benda cagar budaya.
"Secara konteks, daerah Kabupaten Sleman ini memang kaya akan temuan cagar budaya. Beberapa catatan dari masa lalu, termasuk penelitian oleh Belanda dan arkeolog masa kini, menunjukkan bahwa wilayah ini kaya akan temuan cagar budaya," kata Pamong Budaya Ahli Muda Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X, Wardiyah, saat ditemui di lokasi pada Jumat (28/6).
Tempat Pilihan
Wardiyah menjelaskan bahwa wilayah Sleman di masa lampau merupakan lokasi pilihan untuk membangun tempat peribadatan.
"Daerah ini dipilih untuk membangun tempat peribadatan karena kesuburannya dan kedekatannya dengan Merapi. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara ritual dan dipertimbangkan secara teknis," katanya.
Kemungkinan lokasi penemuan arca adalah tempat ibadah, mengingat Ganesha dikenal sebagai dewa pelindung, dewa ilmu pengetahuan, dan dewa kebijaksanaan.
"Karena Ganesha adalah dewa, maka kemungkinan besar ada unsur peribadatan di sini," tambahnya.
Kemungkinan dari Abad ke-8 hingga ke-10 Masehi
Dari pengamatan awal, asal usul arca Ganesha ini masih belum dapat dipastikan. Namun, arca seperti ini banyak muncul pada masa Hindu klasik.
"Kami belum bisa memastikan dari abad berapa arca ini berasal. Namun, Hindu klasik berkembang di Jawa Tengah dan DIY sekitar abad ke-8 hingga ke-10 Masehi. Jadi, kemungkinan besar arca ini berasal dari periode tersebut," jelasnya.
"Latar belakang arca yang ditemukan ini kemungkinan besar berkaitan dengan agama Hindu, mengingat Ganesha adalah salah satu dewa Hindu," tambahnya.
Namun, perlu kajian lebih lanjut untuk memastikan hal ini. Secara umum, arca yang ditemukan dalam kondisi baik. Atributnya lengkap, meskipun dua dari empat tangan arca Ganesha ini patah.
"Satu tangan masih melekat, dan satu patahan lainnya masih ditemukan. Sayangnya, kami belum menemukan dua tangan yang patah. Namun, secara keseluruhan, arca ini dipahat dengan sangat baik oleh seorang ahli pada masanya," ujarnya.