7 Cara Menghilangkan Trauma KDRT yang Dialami Korban - juandry blog

Halaman ini telah diakses: Views
kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
7 Cara Menghilangkan Trauma KDRT yang Dialami Korban
May 16th 2024, 16:00, by Fajarina Nurin, kumparanWOMAN

Ilustrasi KDRT. Foto: Mary Long/Shutterstock
Ilustrasi KDRT. Foto: Mary Long/Shutterstock

Kekerasan dalam rumah tangga tak hanya bisa menimbulkan luka fisik, tetapi juga trauma psikologis bagi korban. Meski dampak yang dialami bisa berkepanjangan, ada sejumlah cara menghilangkan trauma KDRT yang bisa dilakukan korban sebagai langkah awal penyembuhan.

Trauma merupakan suatu keadaan terluka atau perasaan sakit berat yang diakibatkan oleh peristiwa menyedihkan, menegangkan, hingga mengancam seseorang secara langsung maupun tidak langsung. Reaksi ketakutan yang hebat bisa muncul dari trauma tersebut dan dapat terjadi setiap saat.

Bahkan, beberapa korban membutuhkan bertahun-tahun untuk sembuh dari trauma KDRT yang pernah dialami. Adapun penjelasan cara menghilangkan trauma KDRT lebih lengkap dapat disimak pada uraian berikut.

Cara Menghilangkan Trauma KDRT

Ilustrasi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Ilustrasi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Foto: Nugroho Sejati/kumparan

Berbagai bentuk kekerasan dalam rumah tangga akan sangat mungkin dialami oleh perempuan. Lebih dari itu, masalah tak akan seketika selesai dengan berlalunya peristiwa. Luka-luka fisik akibat KDRT mungkin dapat hilang, tetapi trauma sebagai dampak psikis cenderung akan bertahan.

Trauma KDRT yang muncul biasanya dikenal dengan istilah gangguan stress pasca peristiwa traumatis atau dikenal dengan istilah posttraumatic stress disorder (PTSD). Seluruh peristiwa buruk yang telah terjadi terus akan terngiang hingga muncul sebagai mimpi buruk saat tidur.

Trauma KDRT merupakan kondisi kompleks yang dialami oleh korban. Gejala emosional maupun psikologis dari trauma KDRT dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, termasuk hubungan, interaksi sosial, maupun pekerjaan.

Meski demikian, ada berbagai cara menghilangkan trauma KDRT yang bisa dilakukan oleh korban dirangkum dari laman Compassion Behavioral Health.

1. Bertemu dengan Tenaga Profesional

Langkah pertama yang harus dilakukan untuk menghilangkan trauma KDRT adalah mencari pertolongan dari tenaga profesional. Salah satu cara mengatasi trauma tersebut, yakni memberikan ruang untuk diri sendiri dan mengekspresikan emosi.

Beberapa terapis menyarankan untuk mencoba pengobatan psikoterapi dan konseling. Psikoterapi yang berfokus pada terapi trauma bisa sangat efektif mengatasi dampak dari trauma KDRT.

Umumnya, para terapis menggunakan teknik berbasis bukti untuk membantu penyintas memproses trauma, mengembangkan mekanisme penanggulangan, dan membangun kembali kesadaran korban.

Selain menggunakan teknik tersebut, teknik konseling grup juga menjadi sumber validasi para korban KDRT dengan membangun persahabatan antar komunitas.

2. Pengobatan atau Perawatan Medis

Dalam beberapa kasus, obat mungkin diresepkan untuk meringankan gejala tertentu yang terkait dengan PTSD KDRT, seperti gangguan kecemasan yang berlebih maupun depresi.

Pengobatan ini biasanya diiringi dengan pengobatan yang komprehensif dan di bawah bimbingan psikolog maupun psikiater. Alasannya, beberapa obat dari PTSD memiliki berbagai efek samping jika dikonsumsi tanpa resep dokter ahli.

3. Belajar untuk Mencintai Diri Sendiri

Belajar untuk mencintai diri sendiri dapat menjadi langkah untuk menghilangkan trauma KDRT. Memberikan perhatian penuh pada diri sendiri dilengkapi rasa sayang dapat membantu korban mengatasi gejala dari trauma KDRT yang bisa muncul kapan saja.

Menyadur laman National Domestic Violence Hotline, hindari untuk menyalahkan diri sendiri dengan berbagai pernyataan negatif. Arahkan pikiran pada hal-hal positif tentang diri Anda untuk mencegah munculnya gejala PTSD tersebut.

4. Memperbaiki Gaya Hidup

Trauma KDRT dapat menyebabkan banyak perubahan pada diri korban. Agar pulih dari trauma tersebut, beberapa terapis menyarankan untuk mulai memperbaiki gaya hidup.

Itu bisa dilakukan dengan mencukupi kebutuhan nutrisi, berolahraga, memiliki pola tidur yang baik, mengurangi stress dan mencari relasi sosial yang mendukung.

5. Menemukan Dukungan

Salah satu langkah yang paling membantu dalam pemulihan trauma KDRT adalah menemukan dukungan yang baik, seperti komunitas maupun dari orang-orang yang dipercaya, misalnya orang tua, teman, atau sahabat.

6. Menetapkan Standar Baru

Salah satu cara menghilangkan trauma KDRT adalah dengan menetapkan standar baru dalam memulai hubungan dengan seseorang. Standar tersebut dapat membantu mengurangi ketakutan-ketakutan yang timbul setelah peristiwa yang dialami.

Baca Juga: Hukuman KDRT Berapa Tahun? Ini Sanksi Pidananya Menurut UU KDRT

Gejala PTSD Akibat Trauma KDRT

Ilustrasi anak sedih, murung, trauma. Foto: Thanes.Op/Shutterstock
Ilustrasi anak sedih, murung, trauma. Foto: Thanes.Op/Shutterstock

Dirangkum dari laman Psych Central, gejala trauma yang disebabkan oleh kekerasan dalam rumah tangga bisa beragam. Setiap korban dapat mengalami gejala yang berbeda-beda.

Umumnya, semua gejala tersebut berhubungan dengan cara kerja otak dan perubahan perilaku. Berikut beberapa gejala PTSD secara umum:

  • Perubahan perilaku korban menjadi lebih agresif dan impulsif.

  • Munculnya emosi seperti amarah atau kesedihan yang mendalam.

  • Munculnya tanda-tanda kognitif seperti perubahan identitas

  • Mengalami kesulitan dalam hubungan interaksi sosial.

Selain itu, PTSD juga menyebabkan hal-hal berikut tanpa penyebab medis yang jelas:

  • Kesulitan tidur

  • Meningkatnya rasa malu dan perasaan bersalah

  • Selalu mimpi buruk

  • Sulit percaya dengan orang lain.

  • Cenderung menghindari dari orang lain

  • Mudah terkejut

  • Sering murung atau mengalami hal-hal negatif.

Trauma yang berulang dapat menyebabkan gejala yang lebih luas dan beragam, khususnya jika trauma KDRT yang dialami sudah cukup lama. Gejala-gejala di atas bisa muncul setelah peristiwa traumatik terjadi.

Pemicu PTSD yang Disebabkan oleh Trauma KDRT

Ilustrasi KDRT. Foto: Paul Biryukov/Shutterstock
Ilustrasi KDRT. Foto: Paul Biryukov/Shutterstock

Trauma KDRT yang tak segera ditangani oleh tenaga profesional dapat bertahan dalam jangka panjang. Bahkan, gejala dari trauma yang ditimbulkan tersebut bisa datang kapan saja meski sudah mendapat pengobatan maupun perawatan medis.

Menyadur laman Web MD, pemicu PTSD yang disebabkan oleh trauma KDRT bisa berasal dari berbagai faktor, yaitu:

1. Pemicu Sensorik

Pemicu sensorik, yakni seperti suara, bau, atau pemandangan tertentu yang berhubungan dengan peristiwa traumatis. Contohnya, suara pecahan kaca, bau asap rokok, bau parfum, atau berbagai hal yang memicu respons fisik pada tubuh.

2. Situasi Tertentu

Rasa takut yang ditimbulkan oleh trauma KDRT dapat dipicu dari situasi atau berada di lingkungan yang berhubungan dengan trauma. Misalnya, korban berada di tempat tertentu seperti kamar yang menjadi tempat mengalami kekerasan atau situasi yang mengingatkan akan suatu percakapan yang spesifik.

3. Orang yang Terlibat

Saat penderita PTSD bertemu dengan orang yang terlibat dalam peristiwa traumatis, biasanya karena memberikan stress berat bagi penderitanya.

Apabila mengalami atau melihat tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), segera hubungi hotline pengaduan kekerasan pada perempuan dan anak di nomor 129 (telepon) atau 081111129129 (WhatsApp).

(IPT)

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url